Page 207 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 207

diprioritaskan. Namun terhadap sektor ekonomi, sosil-budaya
          dan psikologis  masyarakat  hendaknya juga menjadi  satu
          kesatuan  dalam proyek  pengadaan  tanah.  Dalam  beberapa
          kasus pengadaan tanah mungkin skema ini sudah dilakukan,
          akan tetapi karena adanya regulasi yang cukup variatif serta
          sistem  pemerintahan  yang  terdapat  pada  negara-negara
          bagian  menerapkan  sistem yang berbeda mengakibatkan
          implementasi  kebijakan  pengadaan  tanah  belum seragam.
          Sistem  penyeragaman  terhadap  implementasi  pengaturan
          tersebut  seringkali  terkendala  oleh  adanya  regulasi  yang
          ditetapkan oleh negara-negara bagian di India.

              Cernea (1991) dalam kajiannya menyebutkan bahwasanya
          dampak  pengadaan  tanah  memiliki  potensi  risiko  terutama
          pemiskinan terhadap orang-orang yang dipindahkan, beberapa
          risiko tersebut yakni:

          1).  Masyarakat tidak memiliki tanah;
          2).  Pengangguran;

          3).  Tuna wisma;

          4).  Marginalisasi;
          5).  Peningkatan mortalitas;

          6).  Kerawanan pangan;

          7).  Kehilangan akses terhadap property umum;
          8).  Disintegrasi sosial.

             Mendasarkan pada problematika yang dapat diakibatkan
          pengadaan tanah sebagaimana tersebut di atas maka dalam
          program rehabilitasi  dan  pemukiman  kembali  setidaknya




        178   Pengadaan Tanah di Indonesia dan Beberapa Negara dari Masa ke Masa
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212