Page 21 - lks bu nanik_merged
P. 21
2) Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis
dengan huruf cetak kecil. Contohnya dapat dilihat pada gambar di
samping.
3) Nama kota ditulis dengan empat cara yaitu sebagai berikut.
a) Di bawah simbol kota.
b) Di atas simbol kota.
c) Di sebelah kanan simbol kota.
d) Di sebelah kiri simbol kota.
5. Membaca Peta
Dalam membaca peta harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada
peta. Jika dapat membaca peta dengan baik dan benar, akan memiliki gambaran mengenai keadaan
wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi)
yang bersangkutan secara langsung. Beberapa hal yang dapat diketahui dalam membaca peta antara
lain sebagai berikut.
a. Isi peta dan tempat yang digambarkan dapat dilihat dari judul.
b. Lokasi daerah dapat dilihat dari letak garis lintang dan garis bujur.
c. Arah dapat dilihat dari petunjuk arah (orientasi).
d. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan dapat dilihat dari skala peta.
e. Ketinggian tempat dapat dilihat dari titik triangulasi (ketinggian) atau dapat dilihat dari garis kontur.
f. Kemiringan lereng dapat dilihat dari garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
g. Sumber daya alam dapat dilihat dari keterangan (legenda).
h. Ketampakan di permukaan bumi, misalnya relief, pegunungan atau gunung, lembah atau sungai,
dan jaringan lalu lintas persebaran kota. Ketampakan alam ini dapat diketahui dari simbol-simbol
peta dan keterangan peta.
Selanjutnya, kita dapat menafsirkan peta yang kita baca antara lain sebagai beriküt.
a. Peta yang banyak gunung atau pegunungan dan lembah atau sungai menunjukkan bahwa daerah
tersebut berelief kasar.
b. Alur-alur yang lurus menunjukkan bahwa daerah tersebul tinggi dan miring. Jika alur sungai
berbelok-belok (membentuk meander) menunjukkan daerah tersebut relatif datar.
c. Pola (bentuk) permukiman penduduk yang memusat dan melingkar menunjukkan daerah tersebut
kering (sulit air), tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-sumber air.
6. Membuat Peta Tematik
Pemetaan adalah kegiatan pemrosesan data survei sampai menyajikannya menjadi geoinformasi. Untuk
dapat melakukan pemetaan dapat dilakukan dengan cara fotogrametris yang akan menghasilkan peta
dasar dan cara pengindraan jauh yang akan menghasilkan peta tematik. Berikut langkah-langkah untuk
membuat peta tematik.
a. Menentukan Daerah yang Akan Dipetakan
Hal ini merupakan langkah awal yang harus kita lakukan saat membuat peta. Setelah menentukan
daerah yang akan kita petakan, kita bisa mencari banyak referensi tentang daerah tersebut. Mulai
dari kondisi topografi, ketampakan alami, dan ketampakan buatan.
b. Membuat Peta Dasar
Peta dasar adalah peta kerangka letak/lokasi yang nanti akan dilengkapi atau diisi dengan data-data
sesuai dengan tema/isi peta yang akan digambar. Dengan berbagai sumber yang kita peroleh, kita
bisa mendapatkan banyak informasi mengenai daerah yang akan kita petakan. Membuat peta dasar
berarti kita harus menggambarkan kembali wilayah tersebut dengan sangat teliti dan hati-hati serta
harus melengkapinya dengan simbol-simbol serta komponen yang lain. Pada awalnya pembuatan
peta dasar banyak bersumber dari peta rupa bumi, tetapi sekarang banyak yang telah
memanfaatkan citra pengindraan jauh untuk pembuatan peta dasar. Dengan citra pengindraan
jauh, dapat memberikan data dan informasi terkini tentang gambaran muka bumi yang akan
dipetakan.
c. Mengklasifikasikan serta Mencari Data Sesuai dengan Kebutuhan
Kita pasti mempunyai tujuan tertentu mengapa kita membuat peta, misalnya untuk mengetahui
kondisi geografi setempat. Untuk mendapatkan data-data yang kita perlukan, kita bisa mendatangi
GEOGRAFI KELAS X
20