Page 46 - E-Book Dasar-dasar Hukum K3_Neat
P. 46

38 | D a s a r - d a s a r   H u k u m   d a n   K 3




                  pengawas atau manager yang tidak peduli dengan safety. Para manager ini secara langsung
                  atau  tidak  langsung  memotivasi  para  pekerja  untuk  mengambil  jalan  pintas,  mengabaikan
                  bahwa perilakunya berbahaya demi kepentingan produksi. Keadaan ini menghasilkan efek

                  negatif  yaitu  para  pekerja  belajar  bahwa  ternyata  dengan  melakukan  unsafe  behavior  ia
                  mendapat  reward.  Hal  ini  membuat  unsafe  behavior  yang  seharusnya  dihilangkan  namun
                  justru  mendapat  reinforcement  untuk  muncul.  Selain  itu  kurangnya  kepedulian  manager

                  terhadap safety ini membuat pekerja menjadi meremehkan komitmen perusahaan terhadap
                  safety.

                         Unsafe  behavior  dapat  diminimalisasi  dengan  melakukan  dengan  beberapa  cara.
                  pertama,  menghilangkan  bahaya  ditempat  kerja  dengan  merekayasa  faktor  bahaya  atau
                  mengenalkan  kontrol  fisik.  Cara  ini  dilakukan  untuk  mengurangi  potensi  terjadinya  unsafe

                  behavior, namun tidak selalu berhasil karena pekerja mempunyai kapasitas untuk berprilaku
                  unsafe dan mengatasi kontrol yang ada.

                         Kedua, mengubah sikap pekerja agar lebih peduli dengan keselamatan dirinya. Cara
                  ini  didasarkan  atas  asumsi  bahwa  perubahan  sikap  akan  mengubah  perilaku.  Berbagai
                  upaya  yang  dapat  dilakukan  adalah  melalui  kampanye  dan  safety  training.  Pendekatan  ini

                  tidak  selalu  berhasil  karena  ternyata  perubahan  sikap  tidak  diikuti  dengan  perubahan
                  perilaku.  Sikap  sering  merupakan  apa  yang  seharusnya  dilakukan  bukan  apa  yang
                  sebenarnya dilakukan.

                         Ketiga,  dengan  memberikan  punishment  terhadap  unsafe  behavior.  Cara  ini  tidak
                  selalu berhasil karena pemberian punishment terhadap perilaku unsafe harus konsisten dan
                  segera setelah muncul, hal inilah yang sulit dilakukan  karena tidak semua unsafe behavior

                  dapat  terpantau  secara  langsung.  Keempat,  dengan  memberikan  reward  terhadap
                  munculnya  safety  behavior.  Cara  ini  sulit  dilakukan  karena  reward  minimal  harus  setara

                  dengan reinforcement yang didapat dari perilaku unsafe.
                         Cooper  (1999)  mengidentifikasi  adanya  tujuh  kriteria  yang  sangat  penting  bagi
                  pelaksanaan program behavioral safety.

                  1.  Melibatkan Partisipasi Karyawan yang Bersangkutan
                     Salah  satu  sebab  keberhasilan  behavioral  safety  adalah  karena  melibatkan  seluruh

                     pekerja dalam safety management. Pada masa sebelumnya safety management bersifat
                     top-down dengan tendensi hanya berhenti di management level saja. Hal ini berarti para
                     pekerja  yang  berhubungan  langsung  dengan  unsafe  behavior  tidak  dilibatkan  dalam

                     proses  perbaikan  safety  performance.  Behavioral  safety  mengatasi  hal  ini  dengan
                     menerapakn  sistem  bottom-up,  sehingga  individu  yang  berpengalaman  dibidangnya
                     terlibat langsung dalam mengidentifikasi unsafe behavior. Dengan keterlibatan workforce
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51