Page 24 - E-BOOK KORESPONDENSI
P. 24

B.  Etika  Berbicara  ketika  Melakukan  Panggilan  Telepon  Keluar  dan  Menerima  Panggilan
             Telepon Masuk
                Etika berbicara ketika melakukan panggilan telepon keluar
               1. Ucapkan  salam  (selamat  pagi,  siang,  atau  sore)  begitu  telepon  diangkat  oleh  penerima
                telepon.
               2. Setelah  mengucapkan  salam,  sebutkan  nama  anda  dan  perusahaan  anda,  lalu  utarakan
                keinginan  anda  untuk  berbicara  dengan  orang  yang  anda  tuju.  Contoh  “Saya  Tanti  Nira
                dari PT Makmur Indah, bisa bicara dengan Bapak Daniel di bagian pemasaran?”
               3. Apabila  orang  yang  dicari  sibuk  atau  tidak  ada  di  tempat,  segera  ucapakan  terimakasih
                bahwa  anda  akan  menghubungi  lagi  beberapa  saat  kemudian.  Hindari  sekali-kali
                menggerutu atau mengeluarkan kalimat perintah, seperti “Cepat ya, catat nama saya, saya
                akan  telepon  satu  jam  lagi.”  Sebaiknya,  utarakan  kalimat  santun,  seperti  “Baiklah,  saya
                akan menghubungi kembali satu jam lagi, terimakasih selamat (pagi, siang, sore).














                                                                                            Sumber: https://images.app.goo.gl/Me9nW2qGcRfUPgoD6
                Etika berbicara ketika menerima pangggilan telepon masuk
               1. Ucapkan salam (selamat pagi,siang atau sore) begitu anda mengangkat gagang telepon.
                Hindari  mengangkat  telepon  lebih  dari  tiga  kali  dering,  kemudian  sebutkan  nama  anda
                dan  dari  instansi/perusahaan  mana.  Contoh  “Selamat  sore,  dengan  Tanti  Nira  Pertamina
                Pusat, ada yang bisa saya bantu?”.
               2. Jika penelepon menjawab dan menanyakan “Apakah bisa berbicara dengan Bapak/Ibu …
                (nama)?”,  sebelum  menjawab  keberadaan  pihak  yang  dicari,  sebaiknya  anda  tanyakan
                terlebih dahulu, siapa nama penelepon tersebut dari perusahaan/instansi mana, serta apa
                keperluannya.  Contoh  “Maaf,  dengan  siapa  saya  berbicara?  Dan  dari  perusahaan  mana,
                Pak/Bu?”.  Setelah  itu,  tanyakan  keperluannya,  misalnya  “Maaf,  kalau  boleh  tahu,  ada
                keperluan apa, Pak/Bu?”.
               3. Setelah  penelepon  menyampaikan  identitas  diri,  perusahaannya  dan  keperluannya,
                mintalah  waktu  untuk  menyambungkan  dengan  atasan  anda.  Contoh  “Bisa  tunggu
                sebentar,  saya  akan  sambungkan  dengan  Bapak/Ibu  …(nama).”  Selanjutnya,  sampaikan
                kepada  atasan  anda  bahwa  ada  yang  ingin  bicara.  Apabila  atasan  anda  bersedia
                menerima telepon, segeralah telepon disambungkan.
              4. Berbicara  di  pesawat  telepon  harus  terdengar  menyenangkan  bagi  lawan  bicara  anda,
                dengan memerhatikan hal-hal berikut :
                                 a. Berbicara dengan kecepatan yang normal dan tidak terlalu tergesa-gesa.
                                 b. Berbicara layaknya sedang berhadapan langsung dengan lawan bicara.
                                 c. Aturlah nada suara yang sedang, tidak terlampau tinggi dan keras.
                    d. Berbiacaralah dengan ramah, bersahabat, dan penuh perhatian sehingga memberikan
             kesan bahwa anda ingin membantu penelepon.
             5. Simak semua pembicaraan dengan seksama dan penuh perhatian, serta jangan sekali- kali
             memotong pembicaraan.
             6. Hindari penggunaan kata “apa” atau “hah” apabila kata-kata penelepon kurang jelas karena
             terkesan kurang sopan.
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29