Page 33 - E-Modul Perjuangan Integrasi Timor-Timur 1975-Rekonsiliasi
P. 33
29
Ringkasan
Timor-Timur merupakan kawasan yang termasuk dalam gugus pulau Timor di Nusa Tenggara
Timur. Kawasan ini dulunya merupakan daerah jajahan dari bangsa Portugis. Pasca peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan perundingan tentang wilayah Indonesia dengan Belanda,
kawasan Timor-Timur tidak masuk sebagai wilayah Republik Indonesia. Hal tersebut karena wilayah
Timor-Timur masih berstatus sebagai daerah jajahan Portugis.
Runtuhnya kekuasaan Portugis atas Timor Timur terjadi sekitar tahun 1974 kerena
berkembangnya Revolusi Bunga atau Revolusi Anyelir. Pada Mei 1974, pemerintahan baru di Portugal
memberikan izin pendirian partai politik untuk menentukan masa depan bangsa Timor-Timur melalui
referendum yang akan dilaksanakan pada 13 Maret 1975. Muncul Lima partai politik di Timor Timur
dengan pandangan politik yang berlawanan yakni, UDT, Fretilin, Apodeti, KOTA, dan Trabalista.
Persaingan antara lima partai tersebut menjadikan konflik yang berkepanjangan dan mengharuskan
masyarakat sipil mengungsi ke wilayah Indonesia di Atambua.
Atas dukungan Partai Apodeti, UDT, KOTA, dan Trabalista yang ingin Timor-Timur
berintegrasi dengan Indonesia. Serta dukungan dari Amerika Serikat dan Australia akhirnya Indonesia
melakukan operasi militer di Timor-Timur untuk melawan Fretilin yang berhaluan komunis, operasi
militer tersebut disebut operasi seroja. Amerika Serikat turut mengambil peran dalam operasi-operasi
keamanan yang dilakukan Indonesia di Timor-Timur. Hal tersebut dikarenakan Amerika Serikat tidak
ingin Timor Timur jatuh kedalam pengaruh Komunis.
Proses integrasi Timor-Timur ke dalam wilayah Indonesia secara resmi disahkan melalui UU no
7 tahun 1976 tentang penyatuan ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pembentukan
Provinsi Daerah Tingkat I di Timor-Timur. Namun setelah 24 tahun berintegrasi dengan Indonesia
Timor-Timur akhirnya memilih memisahkan diri dari Indonesia melalui Refrendum tahun 1999. Dalam
sejarah Integrasi Timor-Timur 1975 hingga 1999 sangat berdampak terhadap daerah diperbatasan yaitu
Atambua, banyak peristiwa-peristiwa sejarah Integrasi Timor-Timur yang melibatkan kota Atambua,
hingga setelah referendum 1999 Atambua menjadi salah satu tempat tinggal para eks pejuang Integrasi
Timor-Timur yang akhirnya atas keputusan Menteri otomatis statusnya diangkat menjadi Veteran
Republik Indonesia. Masa setelah referendum dan kemerdekaan Timor Leste, hubungan Indonesia-
Timor Leste terus membaik melalui rekonsiliasi antar kedua negara. Dengan demikian, kekelaman masa
lalu perlahan terhapus, diganti harmoni kerjasama menuju kejayaan dan kesejahteraan kedua bangsa
dan negara.