Page 50 - Falsafah
P. 50
www.flipbuilder.com ©®
www.flipbuilder.com ©®
tetapi tuntutanpun luar biasa. Banyak
nada-nada sumbang dari rekan kerja yang
tidak suka dengan saya, menjadi alasan
semakin tidak nyaman bekerja disana.
Kata-kata yang sulit terlupakan yaitu:
“apa-apaan, baru lulus SMK enggak kuliah
langsung jadi asst. Mankeu? bisa apa dia?”.
Dari kata-kata itu muncul tekad
yang bulat “SAYA HARUS KULIAH”.
Kontrak kerja tidak saya perpanjang, saya
memilih mundur dan ingin focus kuliah.
Waktu itu sisa gaji saya dua ratus ribu rupiah sebagai modal pertama yang
saya punya untuk masuk kuliah. Ya, saya pilih kuliah di STIA Sandikta
karena pertama uang gedung gratis sebab saya alumni sandikta! Saya
cuma harus bayar uang semesteran. Lagi pula STIA SANDIKTA sudah
terakreditasi. Dan kuliahnya malam, siang saya bisa nyari kerja untuk
tambahan bayar kuliah.
Dilema muncul lagi, ambil jurusan apa ya? Administrasi Negara?
Administrasi Niaga? Dipikir bolak-balik, ditimbang baik baik,“saya ambil
program study Administrasi Negara”. Meskipun SKS-nya banyak, saya
yakin saya bisa!
Entah mungkin karena saya menyadari masuk kuliah ini tidak
mudah dan saya bukan berasal dari keluarga dengan penghasilan tinggi.
Saya kuliah dengan sungguh-sungguh, tidak sedikitpun saya menyia-
nyiakan waktu yang saya punya. Sebab tidak semua orang bisa masuk
perguruan tinggi, Allah sudah memberikan begitu banyak kemudahan
kepada saya, saya tidak boleh mengecewakan meskipun untuk bayar
semesteran tujuh ratus ribu rupiah dicicil tiga kali selama satu semester.
Saya sudah coba menaruh surat lamaran kerja di setiap ada jobfair, tapi
belum rezeki saya tetap saja masih menganggur.
Tidak mudah saya meraih IPK 4 ditiap semesternya, apalagi dengan
keterbatasan keuangan yang saya
miliki. Supaya bisa belajar dengan
baik saya ke kwitang untuk mencari
buku-buku bekas agar saya bisa
belajar. Usaha tidak pernah
mengkhianati hasil, di semester tiga
saya memperoleh beasiswa dari
Dikti, sejak saat itu saya semakin
yakin “Allah berikan ujian beserta
jalan keluarnya”. Meskipun dalam
keadaan sulit, asalkan kita tetap
48