Page 119 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 119
Seorang lurah di kampung Tanjung Baru dengan beberapa
wargci kampungnya yang dapat dipengaruhi para jumpo, di-
perintah Jepang untuk mngumpulkan padi, ayam, telur, rakyat
di kampung-kampung, di Kampung Sukan Lurah tersebut
melakukan perampasan dan pembakaran rumah yang ditinggal-
kan penduduknya, karena takut pada tentara Jepang dan
jumpo-jumponya.
Ketika lurah Tanjung Baru itu hendak melakukan peram-
pasan terhadap makanan rakyat di kampung Talassau, rakyat
dengan dipimpin oleh Raden Nata mengadakan perlawanan,
sehingga lurah itu dengan 5 orang anak buahnya mati dibunuh
oleh rakyat. Yang lain sempat melarikan diri ke Tanjung Re-
deb. Jepang dengan jumpo-jumponya tidak berani melakukan
pembalasan.
3. Akhir masa Jepang
Setelah tentara Jepang meninggalkan Berau, menuju ke
Kutai melalui Muara Lesan di udik sungai Kelay Sambaliung,
jumpo-jumpo polisi rahasia dan kaki tangan Jepang ditangkap
dan diadili rakyat. Seorang jumpo bernama Garuda ditangkap
dan dibunuh rakyat. Raden Sukama melarikan diri, sampai
sekarang tidak diketahui ke mana perginya,. Beberapa orang
tokoh ·yang mendapat kedudukan yang baik pada waktu peme-
rintahan J epang, ditangkap dan ditahan di Tarakan.
Korban kekejaman tentara Jepang di Berau tercatat an-
tara 500 sampai 600 orang. Tokoh-tokoh nasionalis dan tokoh
masyarakat yang menjadi korban ialah:
1. Dr. -Lukardi dan keluarga.
2. Datu Said Agil putra sultan Sambaliung.
3. Abidinsyah asisten wedana Sambaliung.
4. Aji Berni Massuarno asisten wrdana Talisayan.
5. Haris asisten wedana Gunung Ta bur.
6. Raden Katamsi kepala ·· perawat Rumah sakit Berau.
7. Haji Aji Umar Gunung Tabur.
8. Ibrahim Effendi Menter Kehutanan Tanjung Redeb.
110.