Page 116 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 116

sulit,  dltambah pula  kewajiban  untuk  menyerahkan  padi ke-
          pada Jepang, rakyat semakin susah dan melarat.

               Rakyat  tidak  berani mengadakan perlawanan sebab, bila
          satu  atau  dua  orang  warga kampung yang membangkang dan
          mempelopori mengadakan perlawanan, maka seluruh kampung
          akan  dibumi  hanguskan,  semua  penduduknya  akan  menjadi
          korban  termasuk yang tiada berdosa. Kempetai (dinas rahasia
          Jepang)  dibantu oleh jumpo-jumponya  (polisi rahasia  Indone-
          sia) yang bekerja  untuk Jepang, selalu  siap  mencari berita dan
          mengawasi  sikap  rakyat  yang berani menentang kebijaksanaan
          pemerintah Jepang. Bahkan yang berani mencela dan mengejek
          Jepang  akan  ditangkap  dan  dibunuh.  Di  antara kaki  tangan
          J epang  yang  terkenal  banyak  memfitnah  rakyat  Berau  ialah
          Raden  Sukarna  dan  seorang jumpo yang bernama di  Garuda.
          Setelah  Jepang  menyerah jumpo  yang  bernama si  Garuda ini
          ditangkap dan dibunuh rakyat.

               Kaki  tangan  Jepang inilah yang menggembor-gemborkan
           semboyan  "Tiga  A"  yaitu  Jepang  memimpin  Asia,  Jepang
           Cahaya  Asia, Jepang Pelindung Asia. Nippon Teikoku , Dai Toa
           pasti  mencapai kemenangan terakhir dan akan menghancurkan
           musuh  Asia, Inggeris, Belanda serta Amerika. Tetapi semboyan
           demikian  tidak mempan lagi di hati rakyat. Perut yang lapar ti-
           dak  akan  kenyang  dengan  disuruh  mengucapkan  dan  mende-
           ngarkan semboyan°"'emboyan kosong.

                Sebagian  dari  golongan  nasionalis yang terpelajar seperti
           Dr.  Lukardi,  Kepala  Rumah  Sakit  Berau, Abidinsyah Asisten
           Wedana  Sambaliung,  Aji  Berui  Massuarno  asisten  wedana Ta-
           lisayam,  Haris  Asisten  Wedana  Gunung Tabur Datu  Said  Agil
           putra  dari sultan Sambaliung,  Raden  Katamsi,  Ibrahim  Effen-
           di, Haji Aji Umar, Tan Kim  Long berpendapat bahwa pemerin-
           tah  sebagai  rezim  fascis, tidak mungkin akan memberikan ke-
           merdekaan  kepada  bangsa  Indonesia,  setinggi-tingginya  akan
           memberikan  pemerintahan  otonomi,  yang  merupakan  bagian
           dari Dai Toa.

                                                                 .  107
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121