Page 111 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 111
Belanda, mereka dipukul. Kemudian mereka dipenjarakan di
rumah penjara kolo.nial Belanda, tanpa diadili.
Perlakuan yang sewenang-wenang ini sangat melukai hati
kaum nasionalis yang tergabung dalam Sarikat Islam. Di antara
pekerja-pekerja batubara itu, terdapat juga kaum intelek dari
Jawa yang bekerja sebagai inspektur polisi, perawat rumah
sakit dan pekerja sebagai staf di kantor-kantor perusahaan itu.
Karena selalu pulang balik ke Jawa sedikit banyaknya mereka
mendengar dan menyaksikan sendiri gerakan kebangsaan yang
menentang perbuatan yang sewenang-wenang dari pemerintah
kolonial Belanda.
Anggota Sarikat Islam yang bekerja secara bawah tanah
untuk menggembleng semangat perjuangan kebangsaan di
Tanjung Redeb dan Teluk Bayur, akhirnya bisa mempengaruhi
jiwa mereka.
Ketidak senangan dari para buruh itu pada tahun 1926
meningkat menjadi kemarahan dan keberanian. Mereka menga-
dakan pemogokan dan demonstrasi, tidak mau bekerja sebe-
lum ada perbaikan jam bekerja dan upah yang wajar.
Di pertambangan batubara N.V. Steenkolen Mattschappy
parapatan di Teluk Bayur, terjadi kerusuhan pada malam 6 dan
7 Nopember 1926. Kerusuhan itu baru dap3:_t dipadamkan se-
telah pihak serdadu kolonial Belanda menembak dengan pe-
luru tajam yang ditujukan kepada masyarakat yang berkeru-
mun. Kerusuhan ini tidak ada hubungannya dengan politik. 2 3
Menurut saksi mata yang turut menyaksikan kerusuhan
itu, selama dua hari dua malam itu pihak perusahaan tidak
dapat menguasai keadaan, sehingga manager tambang batu-
bara itu, meminta bantuan pemerintah Belanda untuk menda-
tangkan serdadu KNIL ke Teluk Bayur. Walau pun serdadu-
serdadu Belanda itu mengancam akan menindak mereka de-
ngan senjata, tetapi buruh-buruh itu melempari serdadu-ser-
dadu itu dengan batu. Dengan kejamnya tentara Belanda itu
23. Ibid, hal. 104, 105
102