Page 114 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 114
akan mengirimkan barang-bararig melirnpah ruah dengail harga
yang murah~ · ·
Pada mulanya tentara Jepang bersikap sirnpatik pada
rakyat. Di mana-mana mereka giat berpropaganda: kemenang-
an pasti dipihak Angkatan Perang Jepang Teikuku. Tetapi ke-
nyataan adalah sebaliknya. Baru setahun lebih Berau diduduki
tentara J epang, barang-barang keperluan hidup sehari-hari di
toko-toko kian menipis, akhimya kosong sama sekali. Kapal-
kapal yang membawa barang dagangan dari Samarinda, Dong-
gala, Makasar dan Surabaya dapat dikatakan tidak datang lagi.
Semua kapal-kapal KPM (satu-satunya maskapai pelayaran
Belanda yang memegang monopoli pelayaran di Indonesia
pada jaman penjajahan) telah mengalihkan pelayarannya ke
luar negeri.
Angkatan Perang J epang tidak mempunyai kesempatan
memikirkan keperluan rakyat. Mereka sedang berperang se-
hingga harus memusatkan pikiran dan mengarahkan segala
kekuatannya untuk menghadapi Angkatan Perang sekutu.
Kabupaten Berau bukan daerah yang bisa berswasembada.
Makanan terutama beras, gula dan lain-lain, harus didatangkan
dari daerah yang lain. Basil hutan seperti damar, tengkawang,
rotan kayu dan lain-lain tidak laku lagi, karena pedagang-
pedagang hasil hutan antar pulau telah menghentikan kegiatan-
nya. Pengumpul hasil hutan dan pedagang mengalihkan ke-
giatannya pada bertani dan berkebun.
Blokade Sekutu semakin hebat, pada akhir tahun 1943
laut Sulawesi dan Selat Makasar sepenuhnya dikuasai oleh
Angkatan Laut Sekutu kembali. Kapal selam Amerika sekali-
sekali muncul di permukaan selat Makasar dekat Tanjung
Mangkalihat ~ayah Berau. Hubungan Berau dengan daerah
lain dapat dikatakan terputus sama sekali. Kapal-kapal Jepang
banyak yang ditenggelamkan Sekutu, baik oleh kapal selam
maupun oleh Angkatan Udara Sekutu. Armada Jepang menjadi
lumpuh, hanya perahu kumpit suku Bajau dan perahu layar
105
J