Page 10 - A033_IIN DIFA APRILIA_Flip PDF
P. 10
pada RAS dan sistem gastrointestinal dapat menyebabkan gangguan homeostasis
elektrolit dan pH, terutama hipokalemia. 29
Berdasarkan teori tersebut, maka pada pasien yang normokalemia diberikan
infus cairan yang mengandung kalium dengan dosis 36-72 mmol/hari, sedangkan
pada pasien dengan hipokalemia dosis kalium disesuaikan dengan kondisi pasien.
Jika terjadi kenaikan tekanan darah selama perawatan maka dapat
dipertimbangkan pemberian diet rendah garam. 30
2.5 Pemberian Cairan
Pada beberapa pasien COVID-19 terjadi gangguan pada saluran cerna, seperti
nyeri perut dan diare. Hal ini secara langsung disebabkan oleh infeksi virus pada
mukosa usus, pemberian obat anti viral dan antibiotik. Pemberian cairan harus
diperhatikan agar tidak berlebihan, karena jika pemberian cairan terlalu agresif
maka dapat memperberat kondisi distress napas atau oksigenasi. Monitoring
keseimbangan cairan dan elektrolit harus dilakukan. Tujuan pemberian cairan yang
adekuat pada kondisi ini, merupakan upaya untuk mencegah dehidrasi maupun
31
kelebihan cairan. Pemberian cairan berdasarkan pada keseimbangan cairan, urin
output, ada tidaknya edema, dan hemodinamik.
Resusitasi cairan dapat menyebabkan overload volume, termasuk
kegagalan respirasi. Jika tidak ada respons terhadap loading cairan dan terdapat
tanda overload volume (misalnya distensi vena jugular, ronkhi pada auskultasi
paru, edema pulmonal pada rontgen, atau hepatomegali pada anak), maka kurangi
atau hentikan pemberian cairan.
1
Tabel 4. Pemberian Cairan pada Pasien COVID-19
Jenis cairan Jumlah Keterangan
Cairan isotonik kristaloid/ 30-35 ml/kg BB Cairan resusitasi dalam kurun
normal salin/ringer laktat 1 waktu 3 jam pertama
2.6 Jalur Pemberian Terapi Gizi
Jalur pemberian terapi gizi ditentukan berdasarkan respon asupan, fungsi
menelan, fungsi mengunyah, dan tingkat kesadaran pasien
6