Page 89 - Book8-CBA.TI_Neat
P. 89
• Resiko keamanan yang berpotensi mendatangkan kerugian bagi kedua belah
pihak.
Contoh-contoh kasus kejahatan yang berkaitan dengan ketiga jenis kerugian tersebut
antara lain:
• Pemesanan palsu yang dilakukan oleh pihak yang berhasil masuk ke dalam
domain akses jaringan sehingga pihak pemasok (supplier) mengirimkan bahan
baku kepada perusahaan yang tidak membutuhkannya;
• Proses autorisasi dan autentifikasi yang seolah-oleh telah berjalan dengan
sempurna padahal sifatnya semu (menjalankan program aplikasi yang
”ditanam” oleh pelaku kejahatan);
• Penggunaan ”signature” palsu untuk melakukan transaksi dan/atau
pengaksesan terhadap dokumen dan arsip rahasia; dan lain sebagainya.
TI N G K AT K RI TI K AL I TAS KE A M A NA N
Melihat sejumlah kasus yang pernah terjadi – dan beragam trend kejahatan yang
mengancam tersebut – perusahaan dapat memilahnya menjadi tiga jenis resiko, yaitu
(Indrajit, 2002):
• Resiko Besar – keadaan dimana jika terjadi suatu kasus kejahatan tertentu,
perusahaan akan terancam keberadaan atau eksistensinya;
• Resiko Menengah – keadaan dimana jika terjadi suatu kasus kejahatan
tertentu, perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup signifikan
walaupun tidak sampai mengancam keberadaannya; dan
• Resiko Kecil – keadaan dimana jika terjadi suatu kasus kejahatan tertentu,
kerugian yang terjadi tidak terlampau mempengaruhi kinerja perusahaan
secara keseluruhan.
Jika tingkat resiko ini dikaitkan dengan tipe resiko bisnis yang telah dikemukakan
sebelumnya, akan dapat diperoleh sebuah matriks yang memperlihatkan portofolio tingkat
kritikalitas sistem keamanan jaringan ditinjau dari resiko bisnis terburuk yang dapat
ditimbulkan. Secara jelas terlihat dalam matriks tersebut, hal-hal mana saja yang termasuk
di dalam kategori resiko besar, menengah, dan kecil. Berdasarkan pemetaan ini, terdapat
tiga jenis keputusan yang perlu diambil oleh manajemen perusahaan terkait dengan strategi
pengembangan sistem keamanan jaringan, masing-masing adalah:
• Terhadap ancaman kejahatan yang beresiko besar, sewajarnya perusahaan
berusaha untuk membangun sistem keamanan jaringan terkait ”at any cost”,
dalam arti kata tanpa mempertimbangkan lagi seberapa besar biaya yang harus
dikeluarkan. Hal ini wajar mengingat jika terjadi kasus, keberadaan
perusahaan dalam keadaan terancam.
• Terhadap ancaman kejahatan yang beresiko menengah, perusahaan biasanya
akan mengadakan perhitungan cost-benefit mengingat ancaman yang ada
89

