Page 12 - e-Modul Sifat Koligatif Larutan (Lara Prastica_A1C119045)
P. 12

B. Sifat Koligatif larutan

                Meskipun sifat koligatif selalu melibatkan beberapa larutan, sifat koligatif
                tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan pelarut, tetapi

                bergantung  pada  jumlah  zat  terlarut  yang  terlarut  dalam  suatu  larutan.
                Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap serta kenaikan titik didih
                dan penurunan titik beku dan tekanan osmotik.

                Akibat  molekul-molekul  zat  cair  ketika  meninggalkan  permukaan  akan
                terjadi  tekanan  uap  zat  cair  tersebut.  Semakin  mudah  molekul  cairan

                berubah menjadi uap, semakin tinggi tekanan uap cairan.
                Namun, jika tekanan zat terlarut dalam zat terlarut tidak menguap, maka
                partikel zat terlarut akan mengurangi penguapan molekul cairan.

                Laut Mati adalah contoh penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut
                yang tidak mudah menguap.


              1. Penurunan Tekanan Uap

                Tekanan uap itu sendiri berkaitan dengan kemudahan suatu pelarut untuk
                menguap. Hal ini tergantung gaya tarik menarik antar partikel itu sendiri.

                Jika gaya tarik menarik antar partikel lebih kuat daripada partikel sejenis
                (pelarut  atau  zat  terlarut),  maka  tekanan  uap  larutan  rendah,  karena

                pelarut sulit untuk menguap. Dan sebaliknya.
                Sebagai  contoh  penurunan  tekanan  uap  dalam  kehidupan  sehari-hari,
                misal kita memanaskan air dalam beaker yang ditutup rapat, maka pada

                saat medidih, tutup beaker akan terangkat.
                Hal ini disebabkan adanya tekanan uap air, dimana pada saat mendidih,

                uap  air  yang  terbentuk  (air  yang  menguap)  semakin  banyak.  Tekanan
                yang ditimbulkan oleh uap jenuh air ini disebut tekanan uap jenuh air dan

                persamaannya disebut dengan rumus penurunan tekanan uap jenuh air.
                Besarnya  tekanan  uap  jenuh  untuk  setiap  zat  tidak  sama,  bergantung

                pada  jenis  zat  dan  suhu.  Zat  yang  lebih  sukar  menguap,  misalnya
                glukosa, garam, gliserol memiliki uap yang lebih kecil dibanding zat yang
                lebih mudah menguap, misalnya eter.

                Bila  suhu  dinaikkan,  energi  kinetik  molekul-molekul  zat  bertambah
                sehingga  semakin  banyak  molekul-molekul  yang  berubah  menjadi  gas

                akibatnya tekanan uap semakin besar.  Besarnya penurunan tekanan uap
                jenuh  larutan  sebanding  dengan  selisih  dari  tekanan  uap  jenuh  pelarut
                murni dengan tekanan uap larutan,
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17