Page 61 - Modul E-Learning Pemesinan Bubut Kelas XI SMK Kurikulum 2013
P. 61
ketebalan yang lebih tebal sebaiknya perhitungan/menentukan putaran mesin
menggunakan batas bawah nilai Cs. Sebaliknya apabila menentukan putaran mesin
menggunakan batas atas Cs maka sebaiknya menggunakan tebal penyayatan yang
lebih tipis. Dengan kata lain apabila ketebalan penyayatan cukup tebal maka
penentuan putaran mesin sebaiknya digunakan yang lebih rendah.
Selain itu, pemilihan besarnya Cs juga bergantung pada jenis pengerjaan
pembubutan. Jenis pembubutan yang dimaksud adalah pengerjaan roughing dan
finishing. Pengerjaan roughing adalah pengerjaan pengasaran, biasanya dilakukan
apabila pembubutan awal untuk mengurangi ketebalan bahan cukup banyak, sehingga
hasil permukaan benda masih diabaikan. Pengerjaan roughing biasanya menggunakan
kedalaman potong yang cukup tebal. Sedangkan pengerjaan finishing adalah
pengerjaan akhir, dimana kualitas permukaan benda kerja dan ketepatan ukuran
menjadi prioritas utama. Berdasarkan jenis pengerjaan tersebut maka besarnya
kecepatan potong juga dapat dibedakan menjadi pengerjaan kasar dan halus.
Tabel 6. Kecepatan potong bahan pada pengerjaan kasar dan halus
3.1.2 Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Minute - Rpm)
Yang dimaksud kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan
putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan
putaran/ menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat
dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya.
61