Page 22 - modul fixx
P. 22

kertas  (hardcopy).  Keadaan  tertentu  tersebut  meliputi  keadaan  karena  peperangan,

                       kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan sebab lainnya di luar
                       kuasa PKP yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.

                   Keterangan  dalam  Faktur  Pajak  di  dalam  penjelasan  Pasal  13 ayat  (5)  UU  PPN  2009,
               diuraikan bahwa Faktur Pajak yang menjadi bukti pungutan pajak dapat digunakan sebagai

               sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan. Faktur Pajak ini harus diisi secara lengkap, jelas,

               dan benar serta ditandatangani oleh pihak yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk
               menandatanganinya. Khusus untuk keterangan mengenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah

               (PPn BM), pengisiannya hanya dilakukan apabila atas penyerahan BKP terutang PPn BM,
               Faktur Pajak yang tidak diisi sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 2009

               ini mengakibatkan PPN yang tercantum di dalamnya tidak dapat dikreditkan sesuai dengan

               ketentuan.
                   Dengan  demikian,  Faktur  Pajak  ini  dapat  diibaratkan  seperti  “uang”.  Artinya,  ketika

               persyaratan  lengkap,  jelas,  benar,  dan  tanda  tangan  tidak  terpenuhi  secara  formal  sesuai
               ketentuan, uang yang sudah dipakai untuk pembayaran pajak menjadi tidak bernilai. Petugas

               pajak  di  dalam  pemeriksaan  pajak  seringkali  menggunakan  ketentuan  formal  ini  untuk
               melakukan  koreksi  Pajak  Masukan.  Di  dalam  praktik,  kadangkala  bukti  material  adanya

               pembayaran PPN dan mutasi uang untuk bayar PPN tersebut menjadi tidak bermanfaat bagi

               pemeriksa pajak. Contoh yang paling sederhana adalah ketika Pengusaha Kena Pajak tidak
               melakukan peerintah “coret yang tidak perlu” pada informasi Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

               berupa  “Harga  Jual/Penggantian/Uang  Muka/Termin”  di  Faktur  Pajak.  Sesuai  pengertian
               masing-masing DPP tersebut di Pasal 1 UU PPN 2009, Harga Jual merujuk pada transaksi

               penyerahan  Barang  Kena  Pajak;  Penggantian  merujuk  pada  Jasa  Kena  Pajak;  Uang  Muka

               mengacu pada pembayaran yang diterima dulu sebelum ada penyerahan BKP/JKP, dan Termin
               merujuk pada tagihan yang berasal dari penyelesaian tahap pekerjaan.

                   Keterangan yang dipersyaratkan di dalam Pasal 13 ayat (5)  UU PPN 2009 merupakan
               syarat  minimal.  Artinya,  Pengusaha  Kena  Pajak  dapat  menambahkan  informasi  lainnya,

               misalnya stempel perusahaan, jabatan, atau kop surat.  Khusus untuk faktu Pajak Pedagang

               Eceran,  sebagimana  dijelaskan  di  atas,  keterangan  identitas  pembeli  serta  nama dan  tanda
               tangan penjual dapat tidak dicantumkan tanpa ada risiko sanksi administrasi berua denda 2%

               dari Dasar Pengenaan Pajak karena Faktur Pajak tidak dibuat lengkap. Sanksi administrasi
               tersebut mengacu pada Pasal 14 ayat (4) UU KUP 2007.

                    Bentuk Faktur Pajak untuk pedagang eceran lebi sederhana lagi. Gambar 3.5 memberikan
               contohnya.  Apa  yang  dimaksud  pedagang  eceran?  Menkeu  (Peraturan  Menkeu  No.


                                                           18
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27