Page 16 - MODUL JADI
P. 16

tersebut  di atas membeli Barang Kena Pajak atau menerima Jasa Kena Pajak dari  Pengusaha

               Kena Pajak lain, juga membayar pajak yang terutang, yang dinamakan Pajak Masukan (input
               tax). Pada akhir Masa Pajak, Pajak Masukan tersebut dikreditkan dengan Pajak Keluaran sesuai

               dengan ketemtuan yang berlaku. Dalam hal jumlah Pajak Keluaran lenih besar dari pada jumlah
               Pajak Masukan, kekurangannya dibayar ke Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 15 bulan

               berikutnya. Sebaliknya, apabila Pajak Masukan yang jumlahnya lebih besar dari pada Pajak

               Keluaran  maka  kelebihan  pembayaran  Pajak  Masukan  ini  dapat  dikompensasikan  dengan
               utang pajak dalam Masa Pajak berikutnya atau diminta kembali.

                       Sebagai catatan, ketentuan batas waktu setor di atas sesuai dengan Pasal 9 ayat 1 UU
               KUP 2007 juncto Pasal 2 ayat 15 PerMenkeu No. 184/PMK.03/2007 juncto PerMenkeu No.

               80/PMK.03/2010). Akan tetapi, mengacu pada Pasal 15A ayat 1 UU PPN 2009, penyetoran

               PPN oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
               berakhirnya Masa Pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan.

                       Pada akhir Masa Pajak, setiap Pengusaha Kena Pajak diwajibkan untuk melaporkan
               pemungutan  dan  pembayaran  pajak  yang  terutang  kepada  Kepala  Kantor  Pelayanan  Pajak

               setempat selambat-lambatnya: 1) Tanggal 20 setelah akhir Masa Pajak (Pasal 3 ayat 3 huruf a

               UU KUP 2007). 2) Akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak (Pasal 15A UU
               PPN 2009).

                       Instansi Pemerintah, badan-badan tertentu ditunjuk sebagai Pemungut PPN. Pengusaha
               Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut

               PPN pada saat membuat surat tagihan wajib membuat Faktur Pajak dan surat setoran pajak.
               Pada  saat  melakukan  pembayaran  Harga  Jual  atau  penggantian,  Pemungut  Pajak  tersebut

               “memungut” pajak yang terutang, kemudian menyetorkan dengan menggunakan Surat Setoran

               Pajak (SSP) atas nama Pengusaha Kena Pajak tersebut dan melaporkannya kepada Kantor
               Pelayanan Pajak setempat. SSP tersebut kemudian diserahkan kepada Pengusaha Kena Pajak

               yang bersangkutan. Pelaporan atas penyerahan kepada pemungut tersebut di SPT masa PPN
               pada masa pembayaran bukan pada saat penagihan atau penyerahan.













                                                            9
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21