Page 232 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 232

b. Kerajaan Wajo
                                          Berita tentang  tumbuh  dan  berkembangnya Kerajaan
                                    Wajo  terdapat pada sumber hikayat lokal.  Di  hikayat lokal
                                    tersebut ada cerita yang menghubungkan tentang pendirian
                                    Kampung Wajo yang didirikan oleh tiga orang anak raja dari
                                    kampung   tetangga Cinnotta’bi  yaitu  berasal  dari  keturunan
                                    dewa yang   mendirikan  kampung  dan  menjadi  raja-raja dari
                                    ketiga bagian (limpo) bangsa Wajo: Bettempola, Talonlenreng,
                                    dan Tua. Kepala keluarga dari mereka menjadi raja di seluruh
                                    Wajo  dengan  gelar Batara Wajo.  Batara Wajo  yang  ketiga
                                    dipaksa turun  tahta karena kelakuannya yang   buruk dan
                                    dibunuh  oleh  tiga orang  Ranreng.  Menarik perhatian  kita
                                    bahwa sejak itu  raja-raja di  Wajo  tidak lagi  turun  temurun
                                    tetapi  melalui  pemilihan  dari  seorang  keluarga raja menjadi
                                    arung-matoa artinya raja yang pertama atau utama.

                                          Selama keempat arung-matoa  dewan     pangreh-praja
                                    diperluas  dengan  tiga pa’betelompo  (pendukung  panji),  30
                                    arung-ma’bicara (raja hakim), dan tiga duta, sehingga jumlah
                                    anggota dewan    berjumlah  40  orang.  Mereka itulah  yang
                                    memutuskan    segala perkara.  Kerajaan  Wajo  memperluas
                                    daerah kekuasaannya sehingga menjadi Kerajaan Bugis yang
                                    besar.  Wajo  pernah  bersekutu  dengan  Kerajaan  Luwu  dan
                                    bersatu dengan Kerajaan Bone dan Soppeng dalam perjanjian
                                    Tellum Pocco  pada 1582.  Wajo  pernah  ditaklukan  Kerajaan
                                    Gowa dalam upaya memperluas      Islam dan  pernah  tunduk
                                    pada 1610.  Di  samping  itu  diceritakan  pula dalam hikayat
                                    tersebut bahwa bagaimana Dato’     ri  Bandang  dan  Dato’
                                    Sulaeman memberikan pelajaran agama Islam terhadap raja-
                                    raja Wajo dan rakyatnya dalam masalah kalam dan fikih. Pada
                                    waktu  itu  di  Kerajaan  Wajo  dilantik pejabat-pejabat agama
                                    atau  syura dan  yang  menjadi  kadi  pertama di  Wajo  ialah
                                    konon seorang wali dengan mukjizatnya ketika berziarah ke
                                    Mekkah.  Diceritakan  bahwa di  Kerajaan  Wajo  selama 1612
                                    sampai  1679  diperintah  oleh  sepuluh  orang  arung-matoa.
                                    Persekutuan dengan Gowa pada suatu waktu diperkuat dengan


             224 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237