Page 236 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 236

di daerah Maluku (1540-1545) yang lebih kurang terjadi pada
                                    1460-1463.  Kerajaan  Ternate sejak itu  makin  mengalami
                                    kemajuan  baik di  bidang  ekonomi-perdagangan  maupun  di
                                    bidang politik, lebih-lebih setelah Sultan Khairun putra Sultan
                                    Zainal  Abidin  menaiki  tahta sekitar 1535,  Kerajaan  Ternate
                                    berhasil  mempersatukan  daerah-daerah  di  Maluku  Utara.
                                    Tetapi  persatuan  daerah-daerah  dalam Kerajaan  Ternate itu
                                    mulai  pecah  karena kedatangan  orang-orang  Portugis  dan
                                    juga orang-orang  Spanyol  ke Tidore dalam upaya monopoli
                                    perdagangan  terutama rempah-rempah.   Di  kalangan  kedua
                                    bangsa itu  juga terjadi  persaingan  monopoli  perdagangan
                                    Portugis  memusatkan     perhatiannya   kepada    Ternate,
                                    sedangkan pedagang Spanyol kepada Tidore.

                                Untuk memperdalam materi ini kamu bisa membaca buku
                                buku “Indonesia dalam Arus Sejarah” Jilid III.





                                          Pada   1565   Sultan   Khairun   dengan   rakyatnya
                                    mengadakan   penyerangan-penyerangan    terhadap  Portugis.
                                    Karena hampir terdesak, pihak Portugis melakukan penipuan
                                    dengan dalih untuk mengadakan perundingan tetapi ternyata
                                    Sultan  Khairun  dibunuh  pada 1570.   Hal  tersebut tentu
                                    menyebabkan   makin  marahnya rakyat Ternate.  Perlawanan
                                    rakyat itu  diteruskan  di  bawah  pimpinan  putranya,  Sultan
                                    Baabullah  yang  pada 28  Desember 1577  berhasil  mengusir
                                    orang-orang  Portugis  dari  Ternate,  menyingkir ke pulau
                                    dekat Tahula tidak jauh  dari  Tidore,  tetapi  tetap  diganggu
                                    oleh  orang-orang  Ternate agar menyingkir dari  tempat itu.
                                    Sultan  Baabullah  menyatakan   dirinya sebagai  penguasa
                                    seluruh Maluku bahkan mendapat pengakuan kekuasaannya
                                    sampai ke berbagai daerah Mindanao, Menado, Sangihe, dan
                                    daerah-daerah  Nusa Tenggara.  Sultan  Baabullah  mendapat
                                    julukan sebagai “Penguasa 72 Kepulauan” dan menganggap
                                    sebagai kerajaan seluruh wilayah dan sangat berkuasa. Sultan




             228 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241