Page 57 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 57
ayah, tetapi larut kembali dalam permainan di
genggamannya.
“Iya, papa,” jawab Lala singkat. Ayah membelai rambut
putrinya yang kini berusia sepuluh tahun itu. Seperti baru
kemarin, ia ingat betul, Lala masih bayi yang kulitnya
kemerahan, suka merengek dan kerap membuatnya
terjaga di tengah malam, bergiliran bersama ibu mengurus
dan merawatnya dengan kasih sayang.
Ayah teringat ketika ia kecil dulu, hiburan terbaik selain
bermain bersama teman-teman sebaya di luar rumah,
justru ketika almarhumah ibunya duduk di sampingnya
dan bercerita tentang hal-hal ajaib yang tidak pernah
didengarnya sebelumnya; hewan-hewan yang dapat
berbicara, kutukan penyihir sakti, putri dan ksatria, dan….
Ia berharap kenangan seperti itu juga yang kelak
mengingatkan Lala dewasa tentang masa kecilnya.
“Mulai hari ini, papa mau buat peraturan baru di rumah,
khususnya untuk Epi,” kata ayah yang lantas mengambil
telepon genggam dari tangan Lala.
53