Page 90 - PAK XI SMA/SMK
P. 90

D.  BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA


               PEMIKIRAN DASAR

                  Kadang kita mendengar atau membaca di media masa
               tentang  orang  melakukan  bunuh  diri  dengan  berbagai

               baca.  Kadang  kita  juga  mendengar  ada  pasien  atau

               keluarganya  meminta  tindakan  euthanasia.  Pada
               dasarnya euthanasia sama seperti pengguguuran. Tidak

               diperbolehkan mempercepat  kematian secara aktif dan
               terencana,  juga  jika  secara  medis  ia  tidak  lagi  dapat

               disembuhkan  dan  jika  euthanasia  dilakukan  atas

               permintaan  pasien  sendiri  (bdk  KUHP  Pasal  344).
               Seperti halnya dengan pengguguran, ada pertimbangan

               moral yang jelas, juga dalam proses kematian, manusia
               pun  harus  dihormati  martabatnya.  Tidak  seorang  pun

               berhak mengakhiri hidup orang lain, walaupun dengan
               rasa iba.

                  Lain halnya kalau dipertimbangkan, sejauh mana harus

               diteruskan pengobatan yang tidak menyembuhkan orang
               dan hanya memperpanjang proses kematiannya. Disebut

               euthanasia  pasif  jika  pengobatan  yang  sia-sia
               diberhentikan  (atau  sama  sekali  tidak  dimulai),

               sedangkan  euthanasia  tidak  langsung,  jika  obat
               penangkal  sakit  memperpendek  hidupnya.  Menurut

               moral  Gereja  Katolik,  tindakan  semacam  itu  dapat

               dibenarkan.
                  Manusai  hidupnya  karena  diciptakan  dan  dikasihi

               Allah. Oleh karena itu, biarpun sifatnya manusiawi dan

               bukan  Ilahi,  hidup  itu  suci.  Kitab  Suci  menyatakan
               bahwa nyawa manusia (yakni hidup biologisnya) tidak

               boleh  diremehkan.  Hidup  manusia  mempunyai  nilai
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95