Page 91 - PAK XI SMA/SMK
P. 91
istimewa karena sifatnya yang pribadi. Bagi manusia,
hidup (biologis) adalah “masa hidup”, dan tak ada
sesuatu “yang dapat diberikan sebagai ganti nyawanya”
(lih Mrk 8:37). Dengan usaha dan rasa, kerja dan kasih,
orang mengisi masa hidupnya dan bersyukur kepada
Tuhan bahwa ia “boleh berjalan di hadapan Allah dalam
cahaya kehidupan” (lih. Mzm 56:14). Memang, “masa
hidup kita hanya tujuh puluh tahun” (lih. Mzm. 90:10)
dan “di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang
tetap” (lih. Ibr. 14:14). Namun, hidup fana merupakan
titik pangkal bagi kehidupan yang diharapakan pada
masa datang.
Pendapat Gereja Katolik mengenai euthanasia aktif
sangat jelas, yakni tidak seorang pun diperkenankan
meminta perbuatan pembunuhan ini, entah untuk dirinya
sendiri atau pun untuk orang lain yang dipercayakan
kepadanya (Kongregasi untuk Ajaran Iman, Deklarasi
Mengenai Euthanasia, 5 Mei 1980). Penderitaan harus
diringkan, bukan dengan pembunuhan, melainkan
dengan pendampingan seorang teman. Demi salib
Kristus dan demi kebangkitan-Nya, Gereja mengakui
adanya makna dalam penderitaan sebab Allah tidak
meninggalkan orang yang menderita. Dengan memikul
penderitaan dan solidaritas, kita ikut menebus
penderitaan.
Dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa dibimbing
untuk memahami sikap Gereja Katolik terhadap
euthanasia.