Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 DESEMBER 2019
P. 29
sebagai low skill worker.
Selanjutnya adalah soal demografi, dimana Indonesia ada di antara negara asian
yang paling menikmati bonus demografi pada 2030 sampai 2045. Pada saat itu usia
angkatan kerja Indonesia meningkat dan akan memberi kontribusi aktif terjadap
pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Direktur Penelitian Indef, Berly Martawardaya, mendorong
pemerintah untuk meningkatkan keahlian atau keterampilan para tenaga kerja
migran. Dengan begitu, tenaga migran asal Indonesia yang dikirim ke luar negeri
tidak hanya dipekerjakan untuk bidang-bidang seperti asisten rumah tangga saja,
tapi juga bisa di bidang kerja terampil lainnya.
Dia mengatakan Indonesia seharusnya belajar dari India yang banyak mengirim
tenaga kerja terampil.
Bahkan, kini banyak dokter atau peneliti asal India yang bekerja di berbagai negara
lain seperti Amerika Serikat (AS). "Indonesia perlu dorong pekerja migran medium
dan high skill khususnya ke Asia Timur, Eropa dan AS," ujar Berly.
Menurutnya, para pekerja yang hendak dikirim ke luar negeri perlu mendapatkan
pelatihan kerja dan tersertifikasi. Bahkan, bila perlu sertifikasi internasional.
"Jadikan pekerja migran sebagai jangkar dan pintu bagi pekerja dan ekspor masa
depan. Pekerja migran sebagai pahlawan devisa dan pembangunan," tuturnya.
Senada dengan Berly, Presiden DPP Konfederasi Sarbumusi, Saiful Basri Anshori,
mengatakan untuk menciptakan tenaga kerja terampil, pertama hal yang harus
diperhatikan adalah pola rekrutmen harus jelas.
"Jangan lagi ada manipulasi umur, pendidikan dan sebagainya sehingga mudah bagi
kita untuk melatih mereka. Selama ini kita sering menemukan adanya pemalsuan
dokumen calon tenaga kerja migran," tuturnya.
Dia mencontohkan dalam proses mendapatkan sertifikat kerja, kerap kali pelatihan
tidak dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selama ini, menurut
dia, mereka hanya ingin mendapatkan sertifikat saja, bahkan cenderung dibuat
palsu.
"Nah itu harus diperbaiki semua. Oleh kerana itu, kita harus manfaatkan BLK (Balai
Latihan Kerja) secara optimal sehingga mereka benar-benar siap, mempunyai
kemampuan untuk dikirim ke luar negeri, baik dari sisi pengetahuan maupun skill-
nya," tuturnya.
Selain itu, Saiful juga menekankan agar pemerintah fokus dalam pemetaan sektor
kerja bagi para tenaga migran. "Kita perlu pemetaan sektor mana yang harus kita
garap betul sehingga kita nggak asal," tutur dia.
Page 28 of 82.