Page 127 - e-book sungai musi
P. 127

Polusi udara di Sungai Musi bukan hanya amoniak dari Pusri.
               Polusi udara juga berasal dari aktivitas pabrik pengelolaan getah karet
               di Gandus dan aktivitas dermaga batubara yang berada di Ki Marogan.
               Aktivitas dermaga batubara di Ki Marogan menyebabkan polusi udara
               berupa  debu  hitam,  yang  sangat  mengganggu  masyarakat  sekitar
               maupun masyarakat yang melintasi Sungai Musi. Begitu pula pabrik
               pengelolaan karet yang menimbulkan bau yang tidak sedap.

                     Jika polusi udara terus dibiarkan bukan hanya program wisata
               Sungai Musi terganggu, tetapi juga sumber air bersih bagi masyarakat
               Palembang  juga  terganggu.  Hampir  semua  warga  Palembang
               keperluan  air  bersihnya  sangat  bergantung  pada  sungai  Musi,  baik
               langsung  maupun  melalui  perusahaan  air  bersih  yang  mengambil
               sumber air bakunya juga dari sungai musi.

               Dampak Kampanye “Sumsel Lumbung Energi”

                     Di pasar tradisional Palembang saat ini penjualan ikan banyak
               didominasi oleh ikan air tawar yang dibudidayakan, contohnya lele
               jumbo, patin, mujair, nila, gurame, dan emas. Ikan air tawar yang tak
               dibudidayakan dan masih dijual antara lain gabus, toman, sepat siam,
               dan seluang. Jika rawa-rawa hilang dan sungai kian tercemar bukan
               tidak mungkin dalam lima tahun ke depan, kita kesulitan mendapatkan
               gabus, toman, sepat dan seluang.

                     Lebih  ironis,  terlepas  soal  kerusakan  lingkungan  hidup,
               masyarakat Sumsel tidak begitu menikmati hasil eksploitasi sumber
               daya alam ini. Listrik sering mati, banyak desa tidak dialiri listrik, dan
               warga  miskin  bertambah  bersama  berbagai  jenis  penyakit  akibat
               kekebalan tubuh yang melemah.

                     Apalagi, eksploitasi hutan dan rawa-rawa di huluan Palembang
               kian hari kian meluas, baik untuk perkebunan, penambangan maupun
               industri. Penambangan batubara, bukan hanya merusak di hulu sungai,
               tapi juga di  hilir sungai, seperti di Palembang. Bila di  hulu  terjadi
               penggundulan  hutan,  di  Palembang,  menerima  polusi  debu  dari
               batubara,  jalanan  rusak  dan  berdebu  akibat  truk-truk  membawa
               batubara atau  tepian sungai  yang terbis (amblas) akibat gelombang


                           SUNGAI MUSI; Jejak Perjalanan dan Pembangunan Berkelanjutan   95
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132