Page 208 - PAI 12 SISWA
P. 208

Hayatul  Qulub  memusatkan  perhatiannya  pada  bidang  pendidikan,
                          sosial dan ekonomi. Sejak 1917 namanya diubah menjadi Persyarikatan
                          Ulama. Perubahan nama ini memiliki dua tujuan, yaitu menyatukan
                          para ulama dan mengajak mereka untuk menerapkan cara-cara modern
                          dalam mengelola pendidikan.

                          Ada dua sistem pendidikan yang diperkenalkan Kiai Halim:  “sistem
                          madrasah” dengan “sistem asrama”. Lembaga pendidikan dengan sistem
                          madrasah dan sistem asrama diberi nama “Santri Asromo”. Dibagi ke
                          dalam tiga bagian: Tingkat permulaan, dasar, dan lanjutan.
                          Santri Asromo memiliki kelebihan, yaitu kurikulumnya memadukan
                          pengetahuan agama dan umum seperti pada sistem madrasah sekarang.
                          Para pelajar Santri Asromo juga dilatih dalam pertanian, keterampilan
                          besi dan kayu, menenun dan mengolah bahan seperti membuat sabun.
                          Mereka tinggal di asrama dengan disiplin yang ketat.
                          Persyarikatan  Ulama memiliki ciri khas, mempertahankan tradisi
                          bermazhab dalam fiqih; tetapi menerapkan cara-cara modern dalam
                          pendidikan.  Pada  tahun  1952  Persyarikatan  Ulama  diubah  menjadi
                          Persatuan  Umat  Islam  (PUI)  setelah  difusikan dengan  Al-Ittihad  al-
                          Islamiyah (AII) atau persatuan Islam. AII didirikan dan dipimpin oleh K.H.
                          Ahmad Sanusi yang berpusat di Sukabumi, Jawa Barat.
                      e.  Nahdatul Ulama (NU)
                          Dikalangan pesantren dalam merespon kebangkitan nasional,
                          membentuk organisasi pergerakan, seperti Nah«atul Wa an (Kebangkitan
                          Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 mendirikan Taswirul
                          Afkar atau dikenal juga dengan Nah«atul  Fikri (kebangkitan pemikiran),
                          sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan
                          kaum santri. Dari  Nah«atul    Fikri kemudian mendirikan   Nah«atut
                          Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat ini dijadikan basis untuk
                          memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya  Nah«atut Tujjar,
                          maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi
                          lembaga  pendidikan  yang  berkembang  sangat  pesat  dan  memiliki
                          cabang di beberapa kota.

                          Perkembangan selanjutnya, untuk membentuk organisasi yang lebih
                          besar dan lebih sistematis, serta mengantisipasi perkembangan zaman,
                          maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul
                          kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama  Nah«atul
                          Ulama (Kebangkitan Ulama).



                 200    Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213