Page 210 - PAI 12 SISWA
P. 210

Organisasi ini sangat menekankan
                          keseimbangan antara pendidikan
                          agama dan pendidikan umum,
                          serta  pendidikan  keterampilan.
                          Para alumni lembaga pendidikan
                          Muhammadiyah          diharapkan
                          memiliki aqidah Islam yang kuat,
                          sekaligus memiliki keahlian untuk
                          hidup di zaman modern.                          Sumber: www.kaumy-dki.org
                                                             Gambar 9.19  Amal Sosial  (RS PKU
                          Dengan bekal akidah, pendidikan              Muhammadiyah).
                          dan keterampilan yang baik, kaum muslimin dapat mengembangkan
                          kualitas hidup mereka sesuai dengan tuntutan ajaran al-Qur±n. Bahkan
                          sampai sekarang, Muhammadiyah merupakan ormas Islam besar yang
                          memiliki  satuan-satuan  pendidikan  sejak  dari  Taman  Kanak-kanak
                          hingga Program Pasca sarjana.
                          Dalam bidang amal sosial, ormas Islam ini memiliki antara lain beberapa
                          puluh rumah sakit, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dan Panti Asuhan.
                          Gerakan dakwah  Muhammadiyah sangat menekankan kemurnian
                          aqidah; memerangi berbagai perbuatan syirik, menyekutukan Allah Swt.
                          dalam segala bentuknya; menentang takhayul; khurafat; dan perbuatan
                          bid’ah serta mengikis habis kebiasaan taqlid buta dalam beragama.
                          Muhammadiyah, menekankan pentingnya membuka pintu  ijtihad
                          dalam bidang hukum Islam agar umat Islam terbebas dari taqlid buta
                          serta menolak tradisi bermazhab dalam fiqih.

                      g.   Persatuan Islam (Persis)
                          Persatuan Islam (Persis) berdiri pada permulaan tahun 1920-an, tepatnya
                          tanggal 12 September 1923 di Bandung. Ide mulanya dari seorang
                          alumnus Dâr al-‘Ulûm Mekkah bernama H. Zamzam yang sejak tahun
                          1910-1912 menjadi guru agama di sekolah agama Dâr al-Muta’alimîn.
                          Ia bersama teman dekatnya, H. Muhammad Yunus, seorang pedagang
                          sukses yang sama-sama kelahiran Palembang, yang di masa mudanya
                          memperoleh pendidikan agama secara tradisional dan menguasai
                          bahasa Arab, sehingga ia mampu autodidak melalui kitab-kitab yang
                          jadi perhatiannya. Latar belakang pendidikan dan kultur yang sama
                          ini, menyatukan mereka dalam diskusi-diskusi tentang keislaman.
                          Tema diskusi biasanya mengenai beberapa masalah di sekitar gerakan
                          keagamaan yang tengah berkembang saat itu, atau masalah agama




                 202    Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215