Page 36 - lanskapekoriparian
P. 36
IV. PERENCANAAN EKORIPARIAN
4.1. Ekoriparian
Pengertian Ekoriparian didekati dengan frase kata Eko dan riparian. Eko memiliki
makna ekosistem yaitu diartikan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Sehingga ekoriparian merupakan
kompleksitas suatu tatanan riparian dalam kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Salah satu karakteristik definisi yang paling umum adalah konsep daerah riparian
sebagai wilayah transisi yang menempati ruang antara tanah dan air, daerah-daerah ini
ditandai dengan berbagai transisi di tanah, biota, dan hidrologi. Beberapa ilmuwan telah
menggambarkan daerah riparian sebagai "ecotones" atau antarmuka antara ekosistem
darat dan perairan (Gregory, 1997), sementara yang lain telah meyakini bahwa ekosistem
riparian sebagai unit lanskap yang terdiri dari berbagai zona yang membentang dari
perairan ke lingkungan dataran tinggi (Brinson et al., 1981).
Ekoriparian merupakan pemanfaatan sepadan sungai untuk menjadi pusat wisata
edukasi lingkungan dengan tidak mengganggu ekosistem yang ada dan dalam
pengelolaan dengan melibatkan peran serta masyarakat. Pengembangan ekoriparian
bertujuan untuk memanfaatkan sepadan sungai sebagai tempat wisata edukasi lingkungan
tanpa mengganggu ekosistem yang ada, sehingga dalam pengembangan ekoriparian tidak
diperbolehkan untuk merubah fungsi ekosistem darat sebagai penyangga ekosistem
perairan. Konsep pengembangan ekoriparian memperhatikan fungsi dan Zona Ekoriparian.
Zona Ekoriparian dapat dibagi menjadi seperti berikut :
a. Zona Lindung/inti
Pada zona lindung/inti, dilakukan optimalisasi fungsi sempadan sungai melalui
pembatasan aktivitas masif yang dapat mengubah kondisi alami sempadan sungai sebagai
fungsi konservasi, dan optimalisasi lahan basah