Page 38 - lanskapekoriparian
P. 38

dan  computer  untuk  menyimpan,  mengolah  data  dan  penyelesaian  produk
                          perencanaan, serta lainnya.

                             Tahap  selanjutnya  adalah  melakukan  tinjauan  teoritis,  pada  tahap  ini  diperlukan
                        untuk  kajian  terkait  teori,  peraturan,  standar  dan  prinsip  terkait  lokasi  perencanaan

                        ekoriparian yang akan dilakukan, kemudian proses inventarisasi dan identifikasi dilakukan

                        untuk  memperoleh  data  detail  hasil  pengamatan  langsung  yang  mencakup  beberapa
                        aspek  yang  diperlukan  untuk  proses  analisis  lanjutan.  Kegiatan  analisis  perencanaan

                        ekoriparian  dilakukan  dengan  membandingkan  data  hasil  pengamatan  dengan  standar
                        peraturan  yang  tersedia,  memperhitungkan  susunan  penataan  ruang,  fasilitas  dan

                        kegiatan yang paling optimal untuk dapat meningkatkan poensi dan mengurangi berbagai
                        permasalahan pada tapak.

                             Tahap  selanjutnya  adalah  menyusun  konsep  perencanaan  ekoriparian

                        menggunakan  pendekatan  berbasis  ekologi,  pendekatan  ini  memperhatikan  aspek
                        ekonomi,  lingkungan  dan  sosial  masyarat  (Gambar….),  arahan  desain  suatu  tapak

                        ekoriparian dapat berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung pada karakteristik yang
                        ada pada masing-masing tapak.



















                                                    Gambar… Konsep Ekoriparian
                                                    (Sumber: Hasil Analisis, 2019)


                             Konsep  penataan  sempadan  sungai  juga  sebisa  mungkin  mengarah  kepada
                        kebijakan “front view”, yang dikenal dengan istilah waterfront (Gambar 4.9). Kebijakan ini

                        berarti menjadikan sungai sebagai wilayah depan bagi pembangunan kawasan. Konsep ini
                        dikembangkan  dengan  tujuan  agar  masyarakat  dapat  melihat  fungsi  sumber  daya  air

                        sebagai sesuatu yang selain bermanfaat, tetapi juga menarik dipandang (Seftyono, 2012).
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43