Page 119 - ETPEM2016
P. 119
21) aja ilok gawe lara ati ing wong (jangan suka menyakiti hati
orang);
22) ake lara ati, namung saking duriat (jika sering disakiti orang
hadapilah dengan kecintaan, tidak dengan aniaya);
23) aja ngagungaken ing salira (jangan membangga-banggakan
diri sendiri);
24) aja ujub ria suma takabur (jangan sombong dan takabur);
25) aja duwe ati ngunek (jangan berhati dendam);
26) aja kunga layaran ing lautan (jangan berlayar ke lautan, jika
tidak mempunyai persiapan yang matang);
27) aja munggah gunung gede utawa manjing ing kawah
(jangan mendaki gunung tinggi atau menyelam ke dalam
kawah, jika tidak mempunyai persiapan atau keterampilan).
(Sumber: Tony Siregar, http://wolfinjava.heck.in/wasiat-kanjeng-
sinuhun-syarif-hidayatull.xhtml tgl. 1 - 4-2013).
Keenam, etika dari Peribahasa Sunda.
Peribahasa Sunda yang digunakan dalam percakapan zaman
sekarang banyak mengandung etika untuk kehidupan umum
termasuk pemerintahan. Beberapa contohnya sebagai berikut:
1) ari diarah supana kudu dipiara catangna (jika menginginkan
manfaat dari sesuatu benda, maka benda tersebut harus
dipelihara);
2) bengkung ngariung bongkok ngaronyok (tetap kompak
walaupun dalam menghadapi kesulitan);
3) cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok (walaupun sulit,
jika ditekuni dengan sabar dan rajin akan berhasil);
103