Page 139 - Toponim Magelang
P. 139
Toponim Kota Magelang 127
seperti Kampung Bubutan di Surabaya, misalnya, banyak warga di perkampungan itu
menekuni usaha di bidang mesin bubut (mesin kikis). Akhirnya, masyarakat menamai
lokasi itu sesuai unsur atau aktivitas yang ia lihat sehari-hari.
Dalam kehidupan masyarakat kolonial hingga sekarang, unsur kawat banyak dipakai
untuk kepentingan pembangunan rumah hingga sarana militer-keamanan. Misalnya,
kawat berduri untuk menahan orang-orang di penjara dan kamp penjara, serta
memagari peternakan di dalam atau di luar sebidang tanah. Kawat berduri menjadi alat
yang efektif dan relatif murah untuk mengusir orang-orang dari daerah yang dijaga.
Kawat berduri muncul pada pengujung abad XIX di Amerika. Terdapat aneka jenis
kawat, yakni kuningan bercampur emas (gold filled), perak (sterlingsilver), brass atau
tembaga yang dicampur zinc/seng, cooper (kawat tembaga), serta craft wire merupakan
kawat tembaga berlapis yang terdiri banyak varian warna dan ukuran, cenderung lunak
dan gampang dibentuk. Dapat dipastikan, kebutuhan manusia akan kawat memang
sukar ditolak, maklum bila dicomot untuk menamai sebuah kampung.
Pengujung abad XIX, Magelang terus dikembangkan menjadi kota garnisun militer
sebagai pusat pertahanan wilayah Jawa bagian tengah. Kota garnisun adalah kota di
mana terdapat kelompok pasukan dalam jumlah besar yang menetap di kota itu.
Sebagai kota garnisun, Magelang tentu telah mempunyai fasilitas militer yang komplit
berikut pasukannya. Dalam media cetak, Magelang acap dijuluki sebagai daerah
garnisun. Permulaan abad XX, Tillema bilang bahwa Magelang sangat terkenal dengan
militernya. Di sana, bercokol bangunan garnisun yang sangat besar.
88
Magelang yang terkenal sebagai kota garnisun dan pernah meletus perang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia periode revolusi ini mengingatkan kita
akan fungsi kawat begitu penting dalam bidang pertahanan dan situasi peperangan.
Kawat dipakai guna mencegah serangan pasukan infanteri yang berbeda dengan parit
perlindungan dan posisi pertahanan lainnya. Bersama peralatan perang modern lainnya,
termasuk senapan mesin, kawat berduri banyak membantu selama pertempuran.
Perihal kawat berduri di Magelang era perang kemerdekaan, kita teringat pada Novel
88 H.F. Tillema. Kromoblanda: Over’t Vraagstuk van het Wonen in Kromo’s Grote Land, 1915-1916.
hlm. 116-117.