Page 31 - Stasiun Tawang
P. 31
BAB V
Permasalahan
A. Analisa
Adanya bangunan kuno yang berada di sekitar Stasiun Tawang Semarang
merupakan peninggalan pemerintah Hindia-Belanda yang akan mendukung
penampilan bangunan stasiun tersebut sebagai bangunan kuno yang bercorak
arsitektur Indische. Saat melakukan konservasi bangunan yang terdekat dengan
stasiun ini, dilakukan dengan cara memperhatikan bentuk tipologi dan juga fasad
serta fungsi bangunan yang digunakan. Yang berarti dilakukan dengan
mengelompokkan berdasarkan tipe atau jenis yang lebih spesifik dan dengan
memperhatikan suatu sisi luar sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud
adalah bagian depan.
Konservasi revitalisasi, perubahan fungsi dan juga bentuk ruangannya
disesuaikan dengan kebutuhan yang dapat mendukung kelancaran pada kegiatan
transportasi kereta api. Sedangkan dari bentuk tipologi bangunannya simetris
memanjang dan bentuk fasad dengan menaikan atapnya atau kepala, serta adanya
ketegasan bentuk pada bukaan jendela untuk perbedaan ketinggian lantai yang
berbentuk melengkung.
Menurut sejarah Stasiun Samarang atau yang biasa dikenal dengan
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dulunya melayani
angkutan barang dan penumpang. Namun adanya masalah banjir rob yang karena
turunnya permukaan tanah pada kawasan sekitar pelabuhan. Kemudian berakibat
melanda kawasan ini pada awal abad ke-20 dengan ketinggian banjir sekitar 40 cm
sampai 1,2 meter. Maka dibangunlah stasiun baru yaitu Stasiun Tawang yang
berjarak sekitar 1 kilometer untuk pelayanan angkutan penumpang.
B. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan Kota Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah, yang
dimana letaknya sebagai penghubung antara wilayah Yogyakarta dan Jakarta yang
akan sangat mendukung aktivitas Jawa Barat dan juga Jawa Timur baik dari