Page 42 - BACKUP
P. 42

EKOSISTEM & PERMASALAHAN LUNGKUNGAN  E-MODUL

                              Isu  utama  kerusakan  rawa  gambut  adalah

                         terjadinya  penebangan  liar;  konversi  lahan  gambut
                         untuk pemukiman (transmigrasi), pertanian (misalnya

                         Mega Rice Project di Kalimantan Tengah tahun 1995)
                         dan    industri  (HTI,  perkebunan);  serta  pembuatan

                         parit/kanal baik yang dilakukan untuk saluran drainase       Indonesia adalah pemilik
                                                                                    kawasan lahan gambut tropis
                         atau  pun  yang  dibuat  oleh  masyarakat  untuk           terluas di dunia dengan luasan
                         transportasi  kayu  hasil  illegal  logging.  Kegiatan-    sekitar 21-22 juta hektar (1,6
                                                                                       kali luas pulau Jawa),
                         kegiatan  tersebut  berdampak  pada  terdegradasinya          kebanyakan tersebar di
                                                                                     Kalimantan, Sumatera dan
                         kondisi lingkungan gambut, pengeringan gambut yang          Papua.  Papua adalah yang

                         berlebihan  (over  dry),  dan  penurunan  lahan  gambut     terluas dengan lebih kurang
                                                                                    sepertiga lahan gambut yang
                         (land  subsidence);  sehingga  menyebabkan  rawa                 ada di Indonesia.
                         gambut menjadi rentan terhadap kebakaran terutama di

                         musim kemarau.
                              Pengurangan  luas  kawasan  yang  bergambut  tidak  bisa  menjadi  satu-satunya

                         tolok ukur kerusakan gambut, hal lain yang juga penting adalah ketebalan (volume)
                         gambut.  Sebagai  ilustrasi,  hasil  penelitian  CCFPI  WI-IP  (Wijaya  et  al.,  2018)

                         mengenai lahan gambut di pulau Sumatera selama kurun waktu 12 tahun (1990 –

                         2002)  menunjukkan  bahwa  meskipun  tidak  terdapat  pengurangan  luas  lahan
                         gambut, tapi terjadi pengurangan volume gambut yang setara dengan 3,47 milyar

                         ton karbon.


                   3)  Rawa Herba/Rawa Berumput

                              Rawa jenis ini didominasi oleh herba akuatik dan mempunyai badan air yang
                         relatif  terbuka.  Rawa  ini  merupakan  contoh  rawa  yang  tidak  berhutan.  Sebagian

                         kalangan  menggolongkan  rawa  herba  yang  tidak  berhutan  sebagai  danau.  Di
                         Indonesia, rawa herba atau rawa  berumput dapat dijumpai di dekat aliran sungai,

                         danau  maupun  di  bekas  pembukaan  hutan  rawa.  Rawa  herba  dapat  dijumpai  di

                         Kalimantan  Selatan,  Lampung,  dan  Sumatera  Selatan  (Rawa  Ogan  Komering).
                         (Hardiansyah et al., 2018)  memperkirakan rawa herba Indonesia mencapai 2 juta

                         ha dan terdiri dari 600 spesies tanaman herba. Rawa rumput antara lain bisa ditemui
                         di daerah aluvial yang tergenang di Papua, rawa ini merupakan habitat penting bagi

                         buaya  dan  pada  saat  dangkal  kawasan  tersebut  menjadi  habitat  rusa  dan  tempat
                         penggembalaan bagi ternak. Rawa herba/berumput adalah kawasan yang subur dan


                                                                                                        42
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47