Page 52 - D:\Kantor ku\5. Stunting\Stunti
P. 52

lingkar kepala dan tentu saja organ-organ dalam yang vital
                                dibandingkan  bayi  yang  ibunya  terpenuhi  kebutuhan
                                gizinya.  Janin  beradaptasi  dengan  cara  memperlambat
                                pembelahan  sel  akibat  kurangnya  zat  gizi  di  dalam
                                kandungan, sehingga lahir menjadi bayi dengan berat lahir
                                rendah  (BBLR).
                                     Telah banyak diteliti bahwa BBLR adalah prediktor kuat
                                terjadinya stunting (Espo et al., 2002; Sudiman, 2008; Deker et
                                al., 2010,  Aryastami et al.,  2017). Sementara stunting pada
                                masa  balita  akan  cenderung  menetap  hingga  anak  baru
                                masuk sekolah, remaja dan bahkan dewasa (Kusharisupeni,
                                2012; Proos & Gustafsson, 2012).  Menurut Mendez dan Adair,
                                1999  insiden stunting yang terjadi pada usia di bawah 6 bulan
                                cenderung menetap hingga 2 tahun. Di Indonesia,  4 dari 10
                                anak Indonesia  pendek ketika masuk usia sekolah (Riskesdas,
                                2013) dan sebanyak 77% balita yang stunting tetap mengalami
                                stunting pada masa pra-puber (Aryastami, 2015).
                                     Bagaimana  stunting memberikan dampak buruk bagi
                                ekonomi bangsa ? Stunting dapat mempengaruhi ekonomi
                                bangsa  melalui  3  cara  yakni :1) performa  yang buruk  di
                                sekolah, 2) kemiskinan intergenerasi dan 3) ancaman penyakit
                                degeneratif yang merugikan BPJS.
                                A. Kecerdasan dan daya saing yang rendah
                                     Ibu  hamil  memerlukan  zat  gizi  yang  cukup  untuk
                                mendapatkan outcome kehamilan yang baik. Zat gizi tersebut
                                diantaranya energi, protein, asam lemak EPA dan DHA dan
                                beberapa mineral seperti zat besi, iodium,  zinc, calcium, asam
                                folat dan vitamin A. Kecukupan zat gizi pada ibu hamil dapat
                                dilihat dari ukuran antropometri seperti penambahan berat
                                badan, tidak menderita kurang energi kronik (KEK) dan tidak
                                anemis.
                                     Semenjak konsepsi telah terjadi pembentukan saraf  yakni



                                                                Tri Siswati, SKM, M.Kes.  47
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57