Page 4 - 43-248-1-PB
P. 4
Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 641-656
bahasa Inggris dalam media daring HGyang menyampaikan informasi, akan selalu
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. berkaitan dengan laras bahasa lain. Oleh
Pengkajian dalam penelitian ini sebab itu, pers diharapkan mampu
diharapkan dapat dijadikan pijakan untuk menjembatani antar laras bahasa. Bahasa
meningkatkan kualitas tulisan pada media pers atau juga sering disebut bahasa
cetak tersebut serta sebagai sumbangan jurnalistik berada di antara ragam baku
pengembangan salah satu aspek bahasa di resmi dan santai (Sarwoko, 2007).
bidang morfologi. Badudu (1992) menyatakan bahwa
saat ini bahasa yang lebih banyak
TEORI mengambil bahasa Inggris daripada bahasa
Peranan pers sangatlah besar dalam asing lainnya. Ini juga berlaku dalam
pembinaan bahasa, khususnya terhadap bahasa pers. Selama ini bahasa pers pun
bahasa Indonesia karena pers merupakan menyerap bahasa Inggris, tetapi masih
salah satu alat komunikasai massa yang banyak kerancuan di dalam penyerapannya,
masih akan terus berkembang dalam selanjutnya akan dibahas dalam kajian teori.
masyarakat. Pers, terutama surat kabar,
dapat menyentuh semua tingkatan Ejaan dan Lafal
masyarakat setiap harinya, dari tingkat atas Seperti yang telah dikemukakan
sampai tingkat bawah. Badudu (1993:135) peneliti dalam latar belakang, peneliti akan
menyatakan bahwa “peranan yang menggunakan Kamus Besar Bahasa
dimainkan oleh surat kabar dan majalah Indonesia sebagai acuan kaidah ejaan dan
dalam pembinaan bahasa dapat bersifat pelafalan dan Tata Bahasa Baku Bahasa
positif, namun dapat juga bersifat negatif”. Indonesia (TBBI) sebagai acuan kaidah
Ini menjelaskan bahwa bahasa yang afiksasi dalam penelitian ini. Penelitian ini
digunakan oleh surat kabar bisa juga akan memanfaatkan pendapat dari para
mempengaruhi bahasa masyarakat dalam ahli bahasa, khususnya dalam bidang
penggunaan bahasa Indonesia ke hal yang morfologi, seperti Kridalaksana (2001) dan
lebih baik atau ke arah yang sebaliknya. Sugono (2009).
Menurut Kridalaksana dalam Kridalaksana (2001) menyatakan
Sarwoko (2007), dewasa ini bahasa media bahwa lafal adalah cara seseorang atau
massa dipakai sebagai model penggunaan sekelompok orang dalam suatu masyarakat
bahasa, hal ini membuktikan bahwa media bahasa mengucapkan bunyi bahasa
massa mampu membentuk opini sedangkan ejaan adalah penggambaran
masyarakat.Pers, sebagai media yang bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis
644