Page 41 - Merayakan Ibu Bangsa_201216_1406
P. 41

perbudakan, tiada wanita yang setengah-
                    mati sengsara [...]. Saya mengajak
                    segenap wanita Indonesia dan segenap
                    rakyat Indonesia mencintai dan mengejar
                    sosialisme  itu  (lewat  Revolusi  Nasional)
                    oleh karena pikiran saya berkata, bahwa
                    hanya dalam sosialisme lah wanita
                    Indonesia  dan  rakyat  Indonesia  dapat
                    kebahagiaan, bahkan seluruh wanita
                    sedunia  dan   seluruh  kemanusiaan
                    sedunia pula.”(Sarinah 2014: 330-331)

            Lewat pandangannya inilah Bung Karno berhasil
            mempersatukan  gerakan  perempuan  dengan
            gerakan kemerdekaan. Maka, tak mengherankan
            jika Sarinah menjadi bacaan penting di kalangan
            perempuan aktivis setelah kemerdekaan.
                    Sejak    proklamasi     kemerdekaan,
            perempuan tampil di pusat politik nasional,
            misalnya Maria Ulfah menjadi Menteri Sosial,
            S.K.  Trimurti  menjadi  Menteri  Perburuhan,
            dan Salawati Daud menjadi Walikota pertama
            Makassar. Organisasi-organisasi perempuan pun
            hidup lagi. Dua di antara berbagai organisasi
            itu yang lantang menyuarakan kepentingan
            perempuan adalah Perwari dan Gerakan Wanita
            Sedar (Gerwis).
                    Gerwis didirikan pada 1950, lima tahun
            setelah Perwari. Kedua organisasi itu diwarnai
            semangat feminis atau itikad emansipasi
            perempuan. Khusus Gerwis, warna feminis juga
            bercampur dengan semangat sosialis yang ingin
            memperjuangkan kesetaraan ekonomi dan politik
            serta menjunjung asas kerakyatan.

                                                       41
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46