Page 79 - Merayakan Ibu Bangsa_201216_1406
P. 79
berdentam-dentam didalam barisan
revolusioner Rakjat Indonesia. Orang
tidak bisa menggambarkan masjarakat
Indonesia tanpa mengetahui wanita
Indonesia. Orang tidak bisa mengchajalkan
bagaimana toh Rakjat Indonesia itu, tanpa
dalam ingatannja djuga menjebut dan
melihat wanita Indonesia. Pendek [sic],
Saudara-saudara, wanita Indonesia adalah
betul-betul satu muka mutlak, muka
mutlak daripada Revolusi Indonesia ini.
Pengalaman perempuan di medan perang dan
seruan Sukarno yang mendorong perempuan
untuk lebih banyak bergerak di luar rumah sampai
batas tertentu mengubah gagasan keibuan yang
terpusat pada keluarga batih. Sepanjang 1950an
sampai 1 Oktober 1965 ibu bangsa dituntut untuk
bekerja sepenuh-penuhnya dalam pembangunan
negara dan bangsa, dan memperlakukan bangsa
sebagai keluarga sendiri. Dengan semangat
gotong-royong para ibu bergerak secara massal
menyelenggarakan kursus-kursus pemberantasan
buta huruf, tempat penitipan anak, sekolah, klinik
kesehatan dan lembaga-lembaga kesejahteraan
sosial lainnya. Bayangan ideal tentang perempuan
di masa ini adalah perempuan yang dapat menjadi
istri, ibu, sekaligus kawan seperjuangan yang aktif
di luar rumah.
Gerak massal para perempuan di ruang
publik ini mencerminkan bagaimana pemerintah
Sukarno berusaha mengajak siapa saja untuk
merawat negara yang baru lahir ini dengan segala
kemampuan yang mereka miliki. Alhasil, kaum ibu
di kota sampai ke wilayah perdesaan tidak ragu-
79

