Page 57 - AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG_Neat
P. 57
yang timbul dari penjualan kredit bulan juli 2003 sehingga total saldo piutang pada 31
juli 2018 menjadi Rp. 53.200.000,00. Jumlah tersebut merupakan piutang secara
kolektif (gabungan). Artinya dalam buku besar umum tidak ada data jumlah piutang
pada tiap debitor secara individual. Oleh karena itu diperlukan buku pembantu sebagai
tempat mencatat piutang pada setiap debitor.
b. Pencatatan Transaksi Dalam Buku Pembantu Piutang
Seperti disebutkan di muka, untuk mengetahui informasi mengenai tagihan perusahaan
kepada tiap debitor, transaksi penjualan barang secara kredit selain dicatat ke dalam jurnal
penjualan, juga harus dicatat kedalam buku pembantu piutang. Sumber pencatatan dalam
buku besar pembantu piutang adalah bukti-bukti transaksi yang mengakibatkan perubahan
pada piutang. Misalnya faktur penjualan, bukti penerimaan kas dan nota debet atau nota
kredit.
Dalam perusahaan yang menyelenggarakan buku pembantu piutang, faktur penjualan
dicatat dalam buku pembantu piutang dengan mendebet akun(rekening) debitor yang
bersangkutan. Sementara bukti penerimaan kas untuk piutang dan nota debet/ktredit untuk
barang yang diterima kembali (retur atau pengurangan harga faktur) dicatat disisi kredit
akun debitor yang bersangkutan.
Apabila tidak terjadi kesalahan pencatatan baik dalam buku jurnal maupun dalam buku
besar pembantu piutang, total saldo akun-akun debitor dalam buku pembantu piutang harus
sama dengan saldo piutang dagang dalam buku besar umum.
Berdasarkan data daftar piutang per 1 juli 2018 dan transaksi penjualan kredit yang
dilakukan PD SATRIA JAYA bulan juli 2018, catatan dalam buku pembantu piutang
tampak sebagai berikut :
PD SATRIA JAYA
Buku Besar Pembantu Piutang
Akun : Arista, Toko file : A-01
52
lvii