Page 52 - SKI_revisi Kls 7
P. 52

sehingga  Abu bukar mendapat gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun diucapkan

                  dan  disampaikan  oleh  Nabi  Muhammad  Saw.  Pada  peristiwa  isra’  dan  mi’raj,  Nabi
                  Muhammad Saw mendapat perintah menegakan shalat 5 waktu.

                        Menurut  Ibnu  Hajar  bahwa  perintah  shalat  termasuk  wahyu  pertama  yang.  Ibnu
                  Hajar berkata:

                                                                ْ
                                                                                                   َّ
                                                                                      َّ
                                                                               ْ
                                                       َ
                                         ُ
                                                                      َ ِل ى
                      ءىش    ض  ْ رَف ْلَه فِلُتْخا َّنِكَلو ، ُهَباَحْصأ ًكِلَذَكو اًعطَق  ِّ     ص      ُي   ِءارْسلْا َلْبَق ملَسو هيَلَع ُالله ىلص َناَك
                                    َ
                                              َ
                                                             َ
                                                                               ِ
                                                                                     ُ
                                                                                        َ
                                                                                                    َ
                                                             ْ
                                      ُ ُ
                                                                                            ْ
                                                                          َ
                                                    َ
                            َلْبَق َ      و    ِ سْم   َّشلا     عولط     َلْبَق      ةَلاص   ْ تناَك     ض ْ رَفلا  ِ         َف   ِق َلي   :    َّنإ     َ لْ ْمأ ِتاوَلَّصلا َنِم سُمُخلا ِتاوَلَّصلا َلْبَق
                                                        َ
                                                َ
                                                                               َ
                                                                                        َ
                                                                                                 َ
                                    ِ
                                                                                                   ا   هَبو ُ رُغ.
                                                                                                   َ
                         “sebelum  terjadinya  Isra’,  beliau  Shallallâhu  ‘alaihi  wasallam  secara  qath’i
                  pernah  melakukan  shalat,  demikian  pula  dengan  para  shahabat  akan  tetapi  yang
                  diperselisihkan apakah ada shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya)
                  shalat  lima  waktu  ataukah  tidak?.  Ada  pendapat  yang  mengatakan  bahwa  yang  telah
                  diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari”.

                        Walaupun  dakwah  dilakukan  secara  sembunyi-sembunyi  dan  bersifat  personal,
                  namun  beritanya  sudah  kedengaran  oleh  kaum  Quraisy.  Hanya  saja,  mereka  belum
                  mempermasalahkannya  karena  nabi  Muhammad  belum  menentang  agama  dan  tuhan
                  mereka.  Sehingga  nabi  Muhammad  dapat  membangun  jamaah  mukminin  berlandaskan
                  ukhuwwah  (persaudaraan)  dan  ta’awun  (solidaritas).    Kemudian  turunlah  wahyu  yang
                  memerintahkan Nabi  Muhammad untuk   menyampaikan dakwah secara terang-terangan
                  dan menentang kebatilan kaum Quraisy dan menyerang berhala-berhala mereka.
                 2.  Dakwah Terang-terangan (Jahr )
                         Ketika  perintah  dakwah  terang-terangan  turun,  Nabi  Muhammad  mengundang
                  Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Nabi menyeru kepada
                  kaumnya  menyembah  dan  berserah  diri  kepada  Allah.  Namun  semua  kerabatnya
                  menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang tidak menantang. Dia tidak masuk Islam

                  tetapi dia mendukung dakwah Nabi Muhammad dan melindunginya dari gangguan kaum
                  kafir Quraisy.

                         Setelah  Nabi  merasa  yakin  terhadap  dukungan  dan  janji  Abu  Thalib  untuk

                  melindunginya  dalam  menyampaikan  wahyu  Allah,  beliau  berdiri  diatas  Shafa,  lalu
                  berseru :

                         “Wahai semua orang!” maka semua orang berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu
                  beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada

                  hari akhirat.”






                                                           Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VII     38
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57