Page 108 - FIKIH_revisi Kls 7
P. 108
perempuan. 3. Tidak hilang akalnya karena gila atau
5. Tidak berhadats kecil maupun besar. sebab lainnya.
6. Memiliki bacaan yang bagus dan 4. Mumayyiz.
mengetahui rukun-rukun shalat. 5. Sahnya berjama’ah dilihat
7. Pada waktu menjadi imam, ia tidak berdasarkan madzhab yang dianut
dalam posisi sebagai makmum. makmumnya. Jika seorang
Dikecualikan makmum masbuq bermadzhab Syafi’i bermakmum
(menyusul atau tertinggal beberapa kepada orang bermadzhab Hanafi
rakaat). Setelah imam mengucapkan yang misalnya telah menyentuh
salam, maka makmum masbuq terus wanita sebelum shalat dimulai, maka
melanjutkan kekurangan rakaatnya shalat makmum batal. Karena
secara mandiri. Diperbolehkan untuk menyentuh wanita merupakan salah
menjadikannya sebagai imam dengan satu yang membatalkan wudhu
alasan mengikuti imam yang pertama menurut madzhab Syafi’i, dan berarti
akan terputus setelah selesai dari imam sebelum shalat sudah
shalatnya, baik setelah mengucapkan berhadats.
salam atau berhadats. Dalam ketentuan ini berlaku kaidah,
makmum harus tidak mengetahui jika
imam yang dipilih berhadats.
Mari kita cermati! Apakah anda Makmum juga tidak meyakini
pernah mengamati atau mengalami batalnya imam berdasarkan ijtihad
bermakmum dalam shalat yang tidak yang dianutnya.
sama?
1. Boleh bermakmum dalam 6. Makmum tidak meyakini bahwa,
pelaksanaan shalat fardlu yang imam yang dipilih sedang dalam
berbeda. Contoh: bermakmum keadaan melakukan shalat qadla’
untuk shalat dhuhur (membayar hutang atas shalat yang
bermakmum pada imam yang batal atau tertunda karena sebab-
sedang meng-qadla’ shalat sebab tertentu).
ashar.
2. Boleh bermakmum dalam 7. Posisi makmum tidak lebih maju
pelaksanaan shalat fardlu dibanding imamnya. Jika barisan
kepada imam yang shalat makmum lebih maju, maka shalatnya
sunnah. Contoh: bermakmum menjadi batal.
untuk shalat isya’ bermakmum 8. Makmum dapat memperhatikan
pada imam yang sedang shalat
sunnah ba’diyah atau rawatib. bacaan, gerakan, dan perubatan
imamnya. Namun, jika jama’ah
Bermakmum dalam shalat yang tidak cukup banyak jumlahnya, makmum
sama berlaku ketentuan: cukup melalui penyampai
Boleh tidaknya bermakmum (muballigh) saja, seperti dari
tergantung pada syarat kesesuaian
aturan antara shalatnya imam dan makmum yang ada di depannya atau
makmum. Jika aturan keduanya disampingnya.
berbeda, misalnya, shalat wajib 9. Mengikuti imam dalam setia gerakan
dengan gerhana, atau shalat wajib dari awal hingga akhir pelaksanaan
dengan shalat jenazah, maka tidak jama’ah. Kecuali berkenaan dengan
sah. Karena tidak dimungkinkannya
mengikuti gerakan imam bacaan shalat, makmum wajib juga
disebabkan berbeda gerakan membacanya, seperti membaca suarh
shalatnya. Al-Fatihah pada dua rakaat pertama.
96 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII