Page 5 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 5
Sekapur Sirih
Oleh: Hilmar Farid
Oleh: Dr. Hilmar Farid
Direktur Jenderal Kebudayaan
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
BERBICARA tentang gerakan kaum perempuan, di ujung
dunia mana pun, selalu menjadi tema perbincangan yang menarik
dan hangat. Bukan saja karena sisi “perempuan”-nya, melainkan lebih
karena isu-isu yang diusungnya senantiasa menjadi titik perbincangan
menarik di tengah dunia yang didominasi kuasa lelaki ini.
Di Indonesia sendiri gerakan kaum perempuan sudah dimulai
sejak awal, sejak jaman kolonialisme, bahkan jauh sebelum berdirinya
negara Republik Indonesia. Nama-nama seperti Ken Dedes, Tribuana
Tunggadewi, Roro Jonggrang, dan lain-lain sudah cukup populer
sebagai perempuan legendaris yang menurut beberapa tafsir sejarah
–meski perlu dikaji lebih serius—sedikit banyak dapat terhitung
sebagai pergerakan perempuan kala itu. Di jaman modern, gerakan
kaum perempuan menjadi semakin terorganisir, terstruktur, dan
massif, mulai dari era Kartini hingga era reformasi terkini.
Sudah banyak hasil yang terlihat dan bisa dinikmati dari gerakan
perempuan berabad-abad lamanya itu. Namun demikian, dalam
konteks sejarah perjuangan bangsa, peran kaum perempuan kerap
diabaikan, bahkan dipandang sebelah mata. Umumnya sejarah
memandang kaum lelaki lebih berperan dan bernilai ketimbang
perempuan. Inilah sejarah yang bias, yang banyak kita jumpai dalam
v xv