Page 9 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 9
dianggap sebagai salah satu terinologi yang digunakan oleh
pemerintah Orde Baru dalam mendomestifikasi perempuan dalam
program-programnya, seperti Dharma Wanita. Hal ini lah yang
kemudian mendorong beberapa penulis lebih condong
menggunakan terminologi “perempuan” sebagai bentuk
perlawanan terhadap pemerintah dan budaya yang patriarki. 3
Penulis sendiri melihat asal kata “perempuan” dari empu
atau induk, diikuti oleh fungsi biologisnya: sebagai penghasil
keturunan. Menurutnya, peran fungsi yang dimiliki oleh
perempuan memang berbeda dengan peran fungsi laki-laki.
Fungsi tersebut membuat masing-masing unggul di bidangnya.
Hal itulah yang kemudian membuat mereka harus saling bekerja
sama untuk dapat saling melengkapi. Dalam hal ini, penulis
sedang berbicara tentang konstruksi yang diciptakan masyarakat:
membagi peran gender antara perempuan dan laki-laki, sebagai
ibu dan ayah, dalam ranah domestik dan publik. Sayangnya,
pembagian tersebut terkesan muncul tiba-tiba tanpa adanya
penjelasan mengapa dan bagaimana pembagian tersebut
mengakar di Indonesia.
Jika ditelusuri,pembagian peran gender di Indonesia
melewati masa yang sangat panjang dan berbeda di setiap
asal usulnya. Menurutnya, bahasa merupakan permainan yang bersifat sangat
politis dan memilih “perempuan” ketimbang “wanita” dalam upaya melawan
patriarki merupakan cara yang kurang tepat, karena menjebak penulis ke
dalam konstruksi yang dibuat oleh pemerintah atau masyarakat patriarki itu
sendiri. Menurut Ayu, penggunaan kata “wanita” maupun “perempuan” tidak
ada bedanya, yang harus dilakukan ialah dengan mengatasi stigma; bukan
menghilangkan dia yang diberi stigma itu. Ayu Utami, “Herstory dan
Perjuangan Emansipasi”, dalam Majalah Tempo, 15 Desember 2014.
https://rubrikbahasa.wordpress.com/2014/12/15/herstory-dan-perjuangan-
emansipasi/, diakses pada 12 Desember, 2016, pukul 19.20 WIB.
3 Mariana Amirudin, “Revolusi Bahasa dalam Politik Gender”, dalam
Majalah Tempo, 12 Januari 2015.
https://rubrikbahasa.wordpress.com/2015/01/12/revolusi-bahasa-dalam-
ix