Page 18 - Pelangi Persahabatan – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Bombana
P. 18
PULANG
Oleh : Andi Aulia Anamami
“Pak, Heru mau jadi dokter.”
Pak Hidi yang mendengar celotehan anaknya hanya tersenyum. Ia melanjutkan
memperbaiki setang sepeda yang rusak. Mengoleskan oli pada rantainya yang hampir
berkarat.
“Heru boleh menjadi apa saja.”
Heru seperti tak mendengar sahutan ayahnya. Ia sibuk bermain dengan hayalannya.
Tugas matematika telah ia selesaikan. Meskipun tidak selalu mendapat peringkat di
kelas, teman-teman dan guru mengenalnya sebagai anak yang rajin dan menyukai
matematika.
Waktu terus berlalu. Heru tumbuh menjadi anak yang berbakti kepada satu-satunya
orang tuanya. Setiap pulang sekolah, ia membantu ayah menyiangi rumput di kebun,
memanen ubi kayu, dan memperbaiki pondokan. Karena ketelatenan dan usahanya
yang keras, ia selalu mendapat beasiswa. Ayahnya tidak perlu bekerja terlalu keras
untuk biaya sekolah anaknya. Hingga akhirnya ia lulus Fakultas Kedokteran, Universitas
Gadjah Mada.
Dua minggu lagi ia diwisuda, sebelum kabar duka itu datang. Ayahnya meninggal.
Heru seperti kehilangan semangat. Ia seperti tak kuat lagi menjalani hidup. Tetapi
ia sadar, ia telah memutuskan menjadi dokter. Membantu orang, bukan malah
memperburuk suasana.
Setelah pengambilan sumpah dokter, ia mendapat tawaran bekerja di rumah sakit
terkemuka di ibukota. Awalnya ia gembira sekali. Seminggu kemudian ia menghadap
kepada pimpinan rumah sakit.
“Maaf, Pak. Saya tidak bisa.”
“Lho? Banyak yang ingin mengisi posisi kamu sekarang.”
“Iya, Pak. Tetapi saya tidak bisa jauh dari kampung. Saya harus berbakti pada
bapak saya. Pada orang-orang di daerah saya.”
Setelah diskusi yang panjang, akhirnya ia kembali ke Kabaena – Kabupaten
Bombana kampung yang sangat ia cintai. Ia membuka praktik gratis untuk orang-
orang tidak mampu. Untuk ina-ina dan ama-ama yang kelelahan karena berkebun.
Heru tak pernah menyesali keputusannya. Heru hanya ingin memenuhi permintaan
ayahnya untuk membantu orang kampung. Heru hanya ingin pulang.
*****
7