Page 64 - Pelangi Persahabatan – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Bombana
P. 64
Topeng para pencuri tersebut akhirnya dibuka di pagi hari. Alangkah terkejutnya
Pak Kadi dan istrinya ketika mengetahui bahwa salah satu dari pencuri tersebut adalah
Rama, anak mereka. Terlebih lagi Ragil, anak pertama dari Pak Kadi, Kakak Rama
yang syok melihat kelakuan adiknya. Warga yang hadir hanya bisa saling pandang.
Sedang beberapa warga yang lain, yang merupakan orang tua dari pencuri-pencuri
tersebut hanya menangis karena sedih melihat perbuatan anak mereka.
“Seperti kebiasaan di desa tersebut, jika ada yang berani mencuri maka hukumannya
adalah salah satu jari tangannya akan dipotong,” kata Pak Kadi dengan nada sedih
namun tegas.
Mendengar pernyataan dari Pak Kadi, Rama dan teman-temannya menangis
sejadi-jadinya. Orang tua mereka pun tak kalah sedihnya.
Menangisi anak mereka yang melakukan perbuatan
tersebut.
“Ampun ayah! “ Pekik Rama. Tetapi Pak Kadi
tidak menghiraukan permohonan anaknya. Hukum
harus ditegakkan. Tidak peduli siapa yang melakukan
kesalahan, maka ia harus mendapatkan hukuman. Ibu
Rama sangat sedih namun ia tidak bisa berbuat apa-
apa. Ia pun menyesal karena telah memanjakan anaknya
dengan cara yang berlebihan.
Satu jari dari masing-masing tangan anak tersebut
dipotong sebagai hukuman atas perbuatan mereka. Rama
dan kawan-kawannya akhirnya menerima hukuman
tersebut. Walaupun demikian, pun akhirnya mereka
tobat dan tidak mengulangi perbuatan mereka.
Rama dan kawan-kawannya berubah menjadi
anak yang penurut dan pekerja keras. Walaupun
jari tangan mereka cacat, namun mereka tetap
giat bekerja. Bersama kelima temannya, Rama
bekerja sebagai pembuat gula merah. Tuak
yang dulu menjadi minuman mereka, kini diolah
menjadi gula merah. Gula merah buatan mereka
sangat diminati. Pak Kadi, Ibu, dan Ragil menjadi
lega melihat perubahan Rama dan teman-
temannya. Demikian juga dengan keluarga
kelima teman Rama. Desa Rama dan desa
sebelah tempat teman-teman Rama
kembali aman dan damai.
*****
44