Page 68 - Pelangi Persahabatan – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Bombana
P. 68
NATA BELAJAR MANDIRI
Oleh : Andi Mutiara Hati
Pita dan Reni bersahabat. Menimba ilmu di sekolah yang sama. Mereka sama-sama
pintar pula. Oleh karena itu, mereka sangat disayangi oleh guru-guru mereka. Pada suatu
waktu di kelas mereka kedatangan murid baru dari Kendari bernama Nata. Ia tinggal
bersama neneknya di Bombana. Sementara kedua orang tuanya menetap di Kendari.
Awalnya Pita dan Reni enggan berteman dengan Nata. Karena di mata mereka Nata
selalu menganggap dirinya lebih baik dibanding semua anak yang ada di kelas. Hingga
pada suatu waktu, ketika pelajaran Muatan Lokal, Nata kewalahan. Ia tidak mampu
mengerjakan PR. Sehingga mau tidak mau ia harus bertanya pada teman-teman kelasnya.
Tepat jam keluar main Nata mendekati Pita dan Reni.
“Maaf, bisa saya ikut kalian ke kantin?” Tanya Nata kepada Pita dan Reni.
Tawaran Nata tersebut membuat Pita dan Reni saling pandang. Mereka hampir tak
percaya terhadap sikap Nata yang tiba-tiba berubah.
“Kita serius, Nata?” Tanya Pita.
“Iya, Saya serius!” Jawab Nata.
Reni tidak mengatakan sepatah kata pun. Sampai mereka bertiga menuju kantin.
“Mau makan apa Ren?” Tanya Nata kepada Reni begitu mereka sampai di kantin.
“Nasi kuning.” Jawab Reni singkat.
“Saya, bakso ayam.” Sela Pita.
“Saya pesan juga nasi kuning Tante.” Pinta Nata pada ibu kantin.
Tidak lama berselang, makanan yang mereka pesan pun sudah tersaji di atas meja.
Sambil makan mereka sambil cerita. Nata menceritakan kisah-kisahnya selama sekolah
di Kendari. Sementara Pita dan Reni menceritakan teman-teman serta guru mereka di
sekolah. Tiba-tiba Nata membicarakan PR Muatan Lokal mereka.
“Saya mungkin tidak akan membuat PR Muatan Lokal.” Kata Nata
“Kenapa?” Tanya Reni penasaran.
“Saya tidak tau bahasa daerah.” Jawab Nata lagi.
“Terus maksudmu bagaimana?” Kali ini Pita yang bertanya penasaran.
“Saya ingin meminta tolong pada kalian.”
Beberapa saat kemudian, mereka telah menghabiskan makanan. Terlihat Pita dan
Reni mengeluarkan uang dari sakunya masing-masing.
“Tunggu Pita, Reni” panggil Nata yang membuat Pita dan Reni sedikit aneh.
“Ada apa, Nat” jawab Pita.
“Tenang. Aku traktir” Nata pun mentraktir kedua temannya tersebut.
“Tapi jangan bilang kami yang suruh, itu mau kamu sendiri kan?”Tanya Reni, tegas.
“Tenang saja, ayahku selalu memberiku uang jajan segini” kata Nata sambil
mengeluarkan uang biru dari sakunya.
Lalu mereka bertiga kembali ke kelas, dan melanjutkan pembelajaran hingga bel
pulang berbunyi.
“Kamu belum pulang?” Tanya Pita kepada Nata.
“Aku telpon papaku dulu, untuk jemput aku” kata Nata sambil mengeluarkan telpon
genggam dari sakunya.
“Kamu bawa handphone?” Tanya Pita yang nampak kaget.
47