Page 100 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 100

pemberianmu itu, menjadi semangat temanmu untuk bisa memenangkan perlombaan.”
                   “Ibu kok malah setuju? Pensil itu berharga mahal, apa lagi itu oleh-oleh dari Ayah.”
                   “Anakku, Azzam. Semahal-mahalnya pensil tetap itu sebuah pensil, walaupun pensil
               itu punya arti khusus, tapi untuk membantu orang, apa salahnya kita memberikannya,
               adikmu Zaki, ingin membantu temannya, dengan ikhlas, Zaki memberikan sebuah pensil
               terbaiknya untuk diberikan kepada temannya yang ingin mengikuti lomba.” Jawab Ibu
               menasihati.
                   “Semoga saja, dia menang, dan hadiahnya bisa diberikan kepadamu, Zaki.” Ungkapku
               sambil menoleh ke arah Zaki.
                   Ibu membalas pendapatku, “Azzam, kamu tidak boleh berkata begitu, membantu orang
               dengan ikhlas tak perlu menuntut imbalan. Imbalan membantu orang adalah pahala”.
                   “Hmm... Iya, Bu. Terima kasih nasihatnya.” Ucapku, yang dibalas Ibu dengan senyuman,
               “dan maafkan aku,  Zaki, karena telah berpikiran buruk kepada temanmu.” Tukasku penuh
               sesal. Zaki mengangguk kemudian tersenyum menanggapiku.
                   Keesokannya, saat kami makan siang bersama, Zaki begitu semangat bercerita
               tentang temannya yang mengikuti lomba menggambar.
                   “Ibu,  aku  sangat  senang,  temanku  yang  bernama  Reyhan.  Memenangkan
               lomba menggambar se-kabupaten, dan dia langsung mencariku di sekolah untuk
               mengucapkan terima kasihnya karena telah memberinya sebuah pensil tebaik yang telah
               mengantarkannya menjadi juara. Dia pun langsung membuka tasnya, dan memberikanku
               seperangkat pensil warna terlengkap.” Sambil memperlihatkan perangkat pensil warna
               lengkap itu kepada Ibu dan aku.
                   “Sebenarnya  aku  tidak  mau  menerimanya,  karena  aku  ikhlas  memberikan  pensil
               itu, tapi dia mengaku akan merasa kecewa kalau aku tidak menerima pemberiannya.”
               Tambahnya lagi.
                                           Ibu  dan  aku  merasa  senang,
                                             dan bangga kepada Zaki.
                                               Kami       mengatakan
                                               betapa          bangga
                                               padanya.  Dan  sore
                                             ini, Zaki sangat senang,
                                              dia berencana mengajak
                                               Reyhan berkunjung ke
                                               rumah kami, untuk belajar
                                              dan bermain bersama.
                                                         *****



















                                                           78
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105