Page 97 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 97
BERBAGI DENGAN YANG MEMBUTUHKAN
Oleh : Rezky Nayla Di Vani
Ramadan tiba. Semua umat yang menjalankannya menyambut dengan penuh suka
cita. Tak terkecuali Tie dan kawannya, Sine. Kedua anak yang memiliki latar belakang
yang sungguh jauh berbeda. Tie hidup sederhana dengan kedua orang tua serta adik-
adiknya. Pekerjaan ayahnya adalah seorang pedagang asongan dan ibunya tidak
bekerja. Sedangkan Sine hidup serba berkecukupan. Ia merupakan anak tunggal dari
keluarga kaya.
Di suatu pagi, keduanya berjalan beriringan ke Taman Pengajian Quran yang
diadakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler selama liburan puasa.
“Tie, sebentar kalau aku belum keluar ruangan kamu tunggu aku, yah?” Kata Sine.
“Iya, nanti kita pulang sama-sama lagi.” Ucap Tie.
“Tapi kamu lupa bawa payung. Padahal sebentar kita akan pulang jam 11 siang,
matahari pasti terik sekali. Dan kita sedang puasa.”Keluh Sine.
“Besok kalau kita pergi TPQ, insyallah aku akan bawa payung.” Jawab Tie dengan
tenang. Lalu keduanya pun tiba di ruangan untuk mengaji.
Ketika pulang, mereka kembali berjalan beriringan. Tiba-tiba Tie tersentak dan
berhenti jalan karena melihat seekor kucing yang mengeong lesu, badannya kurus
tidak terawat. Kucing itu tampak sangat kelaparan.
“Duh, kasihan sekali kucing ini. Oh iya, aku tidak membawa uang. Boleh tidak, aku
pinjam uang kamu. Sebentar sore aku kembalikan.” Kata Tie.
“Untuk apa?” Sine merasa bingung.
“Lihatlah kucing ini, dia terlihat kelaparan sekali. Aku mau membelikannya makanan
di warung depan sana.” Wajah Tie memelas.
“Ya ampun, kenapa sih kamu repot begitu, dia, kan, bukan kucingmu.” Tanggap
Sine dengan ketus.
“Ingat Sine, dia ini mahluk Tuhan, siapa pun pemiliknya, toh, aku ikhlas ingin
memberinya makan karena semata-mata merasa wajib melakukannya. Kucing ini
butuh pertolongan kita.” Ungkap Tie penuh haru.
“Aku merasa tidak punya urusan dengan kucing itu.” Sine tetap tak peduli.
“Ingat, ini bulan suci Ramadan, pahala kita akan berlipat ganda jika membantu
sesama ciptaan-Nya.” Tie masih berupaya mengajak Sine bersamanya menolong
kucing yang malang itu.
“Terserah kamu deh, aku tidak peduli. Aku mau pulang sekarang, cuacanya panas
sekali.” Kata Sine sambil berlalu pergi meninggalkan Tie. Namun Tie tidak kehilangan
niat baiknya, dia pun menggendong kucing itu dan bergegas membawanya pulang
agar bisa diberi makan setibanya di rumah.
Keesokan paginya saat TPQ dimulai, Bu Lisna membukanya dengan sebuah
kisah teladan tentang seorang wanita yang masuk surga karena memberi minum
seekor anjing yang kehausan. Wanita itu turun ke sumur, karena tidak ada wadah
untuk mengambil air, maka wanita itu lalu membuka sepatunya dan dijadikan wadah
air minum. Wanita itu harus berkali-kali naik ke atas lalu turun lagi ke bawah hingga
75