Page 92 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 92

peristiwa  tadi,  dan  akhirnya  Mia  mulai  bersuara,  “ibu,  aku  punya  ide.”  sambil
               menoleh ke arah Iyan. Yang sedang melahap ayam gorengnya. Dan tak fokus
               mendengar ucapan Mia kepada ibunya.
                   “Apa itu, Mia?” Tanya Ibu penasaran.

                   “Nanti aja, ibu pasti akan tahu.” Balas Mia sambil tersenyum.
                   Keesokan harinya, Iyan pulang sekolah sendirian, biasanya ia bersama dengan
               teman akrabnya yang bernama Budi, tapi karena Budi sedang sakit, maka Iyan
               berjalan sendirian pulang dari sekolah. Ternyata berjalan sendiri juga tidak enak
               tidak ada yang diajak bicara, jadinya perjalanan menuju rumah jadi terasa jauh,
               pikir Iyan.
                   Tetapi akhirnya, Iyan sampai juga di rumah, dibukanya pintu pagar, dan

               sesampainya di depan pintu, Iyan melihat ada selembar kertas menempel di
               pintu yang berisi:
                    Lepas sepatu beserta kaos kakimu, kemudian taruhlah di rak sepatu
                    Kalau kamu anak yang patuh, lakukanlah perintah ini  sekarang juga!
                   Dengan malas, Iyan melakukan perintah tersebut, karena Iyan tidak mau
               dikatakan anak yang tidak patuh. Setelah menaruh sepatu di rak, dia melihat
               selembar kertas lagi yang berisi perintah dan tertulis:
                   Masuklah ke kamarmu, letakkan topi, tas dan dasimu di tempatnya, kemudian

               ganti seragammu!
                   Iyan, melakukannya juga dengan segera. Setelah masuk ke kamarnya, dan
               meletakkan peralatan sekolah di tempatnya kemudian mengganti seragam
               dengan baju kaos dan celana pendek, dia melihat lagi selembar kertas di atas
               tempat tidurnya yang bertuliskan:
                   Kamu  melakukannya  dengan  baik.  Nah,  sekarang  cuci  tanganmu  lalu  kita
               makan siang bersama-sama.
                   Akhirnya,  Iyan  menuruti  perintah  tersebut,  setelah  mencuci  tangannya,

               Iyan menuju ke meja makan, di sana sudah ada Ibu dan Mia yang sedang
               memperhatikannya sambil tersenyum bangga padanya.
                   Ibu pun berucap, “duduklah Iyan, jangan bengong saja.”
                   “Iya, Bu.” Jawab Iyan, lalu menarik kursi dan duduk dengan manis.
                   “Ibu senang, kamu melakukan semua perintah itu dengan baik.” Sambung Ibu
               dengan perasaan bahagia.
                   “Bagaimana,  Iyan? Tidak  susah,  kan,  melakukannya?” Tandas  Mia  sembari
               tersenyum. Iyan lalu mengangguk.
                   “Padahal, hal itu tidak menghabiskan waktu lama. seandainya kamu

               melakukannya sejak dulu, kamu tidak akan kena teguran Ibu dan aku. Jadi mulai
               sekarang bersikaplah mandiri dalam melakukan segala sesuatu, bukan hanya di
               rumah. tetapi di sekolah dan di mana saja, supaya apa yang kita lakukan semua
               telah terencana dan teratur dengan baik.” Sambung Mia.
                   Iyan terdiam mendengarkan perkataan kakaknya. Mia, Iyan jadi malu sekali,




                                                           71
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97