Page 88 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 88
AKU ANAK MANDIRI
Oleh : Anestasya Trisarah
Minggu pagi yang cerah adalah waktu yang tepat untuk bersih-bersih. Anes pun
berinisiatif untuk membantu orang tuanya membersihkan dan merapikan rumah.
Bahkan ketika sahabatnya datang untuk mengajaknya bermain, Anes menolaknya.
Ketika sore tiba, Anes baru keluar rumah untuk menjemput Tari dan mengajaknya
bermain. Setiba di rumah Tari, Anes pun diajak masuk ke kamar Tari. Alangkah
terkejutnya Anes melihat kamar Tari yang sangat berantakan.
“Tari, kamu tidak pernah membersikan kamar, ya?” Ucap Anes sambil
terperangah melihat kamar Tari yang seperti kapal pecah.
“Ah, Aku malas bikin capek saja. Itu jadi tugas Bi Inem yang membersihkan.”
Sanggah Tari yang tak peduli dengan kondisi kamarnya.
“Kamu harusnya mandiri dong, Tari. Kalau bergantung sama Bi Inem yang
membersihkan, apa jadinya kalau Bi Inem sedang disibukkan dengan kerjaan lain.
Lagian ini kamarmu, ya, bersihkan sendirilah.” Kata-kata Anes meluncur seraya
dipungutinya boneka yang berhamburan di lantai.
“Sudahlah jangan repot. Itu memang tugas Bi Inem membersikan seluruh
ruangan di rumah ini, ayo kita bermain saja.” Ajak Tari yang melompat-lompat di
kasurnya.
“Kamu tidak kasihan ya, sama Bi Inem, kalau sewaktu-waktu ia pulang kampung,
pasti kamar kamu akan berantakan terus. Itulah kenapa kamu harus mandiri supaya
jadi kebiasaan baik dan tidak sepenuhnya bergantung kepada orang lain.” Anes
mengutarakan kalimatnya dengan tenang sambil menyusun boneka-boneka milik Tari
ke lemari.
“Tapi, Bi Inem itu digaji untuk mengerjakan tugasnya, jadi dia harus bertangung
jawab atas kebersihan di rumah ini.” Tari masih teguh dengan pendapatnya.
“Aku hanya menasihatimu, Tari. Supaya kamu tidak selalu bergantung pada
orang lain. Sekarang coba kau lihat, apa sulitnya merapikan semua ini?” Tanya Anes
memperlihatkan susunan boneka yang sudah rapi.
“Tapi kamu tidak usah ikut campur.” Bentak Tari.
“Ini hanya nasihat, Tari. Karena tidak selamanya kita akan dibantu. Ada kalanya
kita sendiri harus mengerjakan tugas kalau orang lain berhalangan.” Anes tetap
sabar memberitahu sahabatnya itu, sampai kemudian ibunya Tari masuk ke kamar
membawakan minuman dingin untuk mereka.
“Loh, kok, Anes disuruh merapikan meja belajarmu, Tari?” Tanya ibunya Tari
yang heran mendapati Anes sedang merapikan buku-buku yang berantakan.
“Dia sendiri yang mau, kok, Bu. Padahal aku sudah melarangnya karena itu
tugas Bi Inem.” Ungkap Tari yang berbaring di kasur karena lelah sudah berlompat-
lompatan sejak tadi.
“Tidak apa-apa, Tante. Ini memang inisiatifku sendiri yang tidak betah melihat
sesuatu yang berantakan. Aku terbiasa merapikan kamarku sendiri, dan mengajak Tari
untuk melakukan itu juga pada kamarnya.” Jawab Anes dengan sopan.
67