Page 83 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 83

Akan  tetapi sebelum ia  menuju ke  sana, ia melihat pohon gersen di dekat kolam
               ikan milik orang tua Rara, ia pun membatalkan niatnya untuk ke perpustakaan, sebab
               menurutnya ia sudah mendapat dua berita tentang bencana alam di koran, selebihnya,
               biarlah teman-temannya yang mencarinya. Ana lantas memanjat pohon gersen dan
               asyik memakan buah-buahnya.
                   Di dalam perpustakaan mini itu, teman-teman Ana sibuk mengerjakan tugas kliping.
               Lalu Mina bertanya, “Ana kemana yah? Kok lama sekali ke toiletnya.”
                   Rara pun berdiri dari tempat duduknya dan kembali ke dalam rumah untuk mencari
               Ana.  Alangkah terkejutnya Rara mendapati  Ana yang dengan asyiknya, sedang
               memanjat pohon  gersen miliknya.  Rara pun menghampiri Ana  dan menyuruhnya
               untuk turun dari pohon itu, “Ana, kamu sedang apa? Turunlah, kita harus mengerjakan
               tugas kliping itu.” Tanya Rara dengan sedikit teriak.
                   Ana menjadi kaget, “iya, aku akan turun,” ujarnya sembari turun dari pohon.
                   Asni, Mina dan Ori yang menyusul Rara, melihat Ana sedang turun dari pohon. Asni
               menjadi sangat marah, dan meneriaki temannya itu, “hei, Ana, tega sekali ya kamu.
               Kita sibuk mengerjakan tugas kliping ini, kamu enak-enakan makan gersen di pohon
               itu.”
                   Ana yang merasa tidak bersalah karena menganggap dirinya sudah mengerjakan
               tugasnya justru balik membentak, “aku sudah mengerjakan tugasku, jadi tidak ada
               salahnya juga aku bersenang-senang sedikit.”
                   Asni yang merasa masih kesal, lalu berkata, “kamu merasa dengan menemukan
               dua berita itu, tugasmu sudah selesai? Itu belum selesai, kalau belum menanggapi
               berita itu.” Sambil menatap tajam ke arah Ana.
                   “Kalau untuk menanggapi isi berita, ada Rara yang mengerjakannya. Dia pandai
               dalam hal menanggapi, kenapa mesti aku? Dan kamu mesti tahu Asni, Rara saja tidak
               keberatan aku memanjat dan memakan buah gersen miliknya, sedangkan  kamu,
               langsung datang marah-marah begitu.” Jawab Ana membela dirinya.
                   Ori yang dari tadi diam saja, kini bersuara, “bukan begitu, Ana. Itu perbuatan tidak
               baik. Kami merasa tidak adil, karena kamu asyik memakan buah gersen, sedangkan
               kami berusaha untuk mengerjakan tugas kelompok kita. Coba kamu berada di posisi
               kami. Dan kami berada di posisi kamu. Pasti kamu tidak mau, kan, dibegitukan.”
                   Gantian Mina yang berbicara, “dan kamu Rara, mestinya kamu marah juga ke Ana,
               ini rumahmu dan pohon gersen itu milikmu, kalau kamu peduli dengan Aku, Asni dan
               Ori, kamu harus menegakkan keadilan. Kami tidak mau bekerja sama dengan orang
               yang mempunyai sifat seperti Ana.” Sambil menoleh ke arah Ana dengan tatapan tidak
               suka.
                   Ana yang merasa tersinggung  dengan  perkataan Mina, langsung  menghampiri
               Mina, “apa, kau bilang, kau menyinggungku?” Ucap Ana seraya hendak melayangkan
               pukulan.
                   Seketika itu saja, Asni, Ori, dan Rara menghadang Ana. “Ana, jangan emosional.
               Kendalikan dirimu!”
                   Asni yang dari tadi sangat marah, langsung saja mendorong Ana, dan Ana pun
               terjatuh, Rara ingin membantunya, tetapi Ori melarangnya. Dan berkatalah Asni, “lebih
               baik sekarang kamu pulang, dan jangan berteman dengan kami lagi.”



                                                           63
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88