Page 84 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 84
Ana, menyeka air matanya, tanpa berkata-kata, ia langsung mengambil tasnya
di perpustakaan mini, dan langsung pulang ke rumahnya tanpa menoleh ke teman-
temannya.
Rara sangat sedih atas kepergian temannya itu, Rara malah menyalahkan sikap
Asni, Ori, dan Mina yang menurutnya sudah sangat kelewatan.
“Kenapa kalian seperti itu terhadap Ana, Ana itu teman kita.” Tanya Rara yang mulai
sedih atas kepergian Ana.
Asni pun menjawab, “Rara, kenapa kamu lebih membela dia? Dia memperlakukan
kita seperti itu, dan aku tidak mau, kita yang bersusah-susah mengerjakan tugas,
sedangkan dia tidak mengerjakan tugas langsung mendapat nilai yang sama dengan
kita, itu namanya tidak adil.”
“Tapi itu bisa dibicarakan baik-baik, tidak usah marah-marah segala.” Jawab Rara.
Mina ikut menjawab dengan bijak, “Rara, kamu di sini sebagai ketua kelompok
kami, seharusnya kamu bersikap netral, tidak boleh membela satu pihak saja,
sebenarnya, kami juga mengaku salah, tetapi kami tidak salah sepenuhnya, sebagai
ketua di kelompok ini, kamu harus adil dalam bersikap, demi tugas kita ini dan demi
pertemanan kita.”
Rara terdiam, perkataan temannya barusan ada benarnya juga.
Karena tidak ada reaksi dari Rara terhadap temannya-temannya. Asni, Ori, dan
Mina pamit pulang. Ori pun berkata, “besok saja kita lanjutkan tugas kliping kita, kami
pulang dulu ya, Rara.”
Sepeninggalan teman-temannya, Rara berpikir untuk memperbaiki pertemanan ini,
mereka sudah berteman sejak kelas 1, ia tidak mau hanya karena masalah seperti ini,
kelompok belajarnya bubar.
Keesokan harinya, Rara menemui Ana di bangkunya, tiba-tiba saja Ana, memeluknya
dan berkata, “maafkan aku ya Rara, atas sikap kemarin, aku memang teman yang tak
tahu diri dan maafkan aku juga telah mengambil buah gersenmu tanpa izin terlebih
dahulu.”
Lalu ia melepaskan pelukannya, dan berkata lagi, “temani aku untuk bertemu Asni,
Ori, dan Mina, aku ingin meminta maaf terhadap mereka.” Sambil memegang tangan
Rara.
Rara sangat senang, akhirnya Ana menyadari kesalahannya, dan berucap, “iya, aku
memaafkanmu. Ayo kita menemui mereka.” Sambil tersenyum dan menarik tangan
Ana menuju bangku Asni, Ori, dan Mina.
Merekapun berpelukan, dan saling memafkan. Ana berjanji tidak akan mengulangi
perbuatannya. Dan akhirnya pertemanan mereka kembali seperti sediakala.
*****
64