Page 118 - Berbeda tapi Satu Jua – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten Kolaka
P. 118
BERTANGGUNG JAWAB
Oleh : Olivia
Tiap sore anak-anak kerap bermain bola di lapangan, tapi kali ini Rinto dan kawan-
kawannya menunda untuk bermain bola karena lokasi tersebut digenangi air hujan.
“Jadi bagaimana, kita tetap main bola atau menunda dulu?” Kata Rinto.
“Kita tunda saja, lapanganya tergenang air hujan.” Seru Wawan.
“Duh, padahal aku baru beli bola. Sekarang saja kita bermainnya.”Andy berharap
permainan bola tidak ditunda.
“Bagaimana kalau kita pindah lokasi saja?” Usul Dony.
“Iya benar, di dekat kompleks rumahku saja, walau lapanganya tidak luas tapi cukup
untuk kita main bola.” Sambung Asep.
“Baiklah, kita ke sana saja. Ayo teman-teman kita ke sana saja.” Ajak Rinto.
“Siiplah” Serentak teman-teman yang mengikut ajakan Rinto.
Setiba di lapangan kompleks, mereka pun bermain bola seperti biasa. Meski
lapangannya tidak luas tapi mereka sangat senang. Lalu di tengah asyiknya permainan,
tiba-tiba saja tendangan dari Rinto meleset dan melesat keluar lapangan, bahkan
memecahkan kaca jendela rumah Pak Wahyu. Dengan terkaget, Pak Wahyu keluar
dan mencari tahu siapa yang telah memecahkan kaca jendelanya. Melihat sosok Pak
Wahyu yang tampak marah, Rinto dan kawan lainnya langsung lari menyembunyikan
diri. Kecuali Andy yang masih bertahan di lapangan itu karena bola itu adalah miliknya.
“Hai, Andy! Bola ini aku tahan. Setelah ada yang mempertanggungjawabkan kaca
yang pecah ini. Bilang ke teman-temanmu, jangan pengecut seperti itu.” Bentak Pak
Wahyu dengan kesal.
Pulanglah Andy dengan kecewa. Ingin meminta maaf tapi bukan dia yang
memecahkan kaca jendela tersebut. Tapi di sisi lain ia ingin bolanya kembali, sebab
Andy membeli bola tersebut dari hasil tabungannya. Malamnya, Andy mencoba
berbicara dengan Rinto untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Tadi sore kenapa kamu lari setelah memecahkan kaca jendela Pak Wahyu,
sekarang dia menahan bolaku sampai ada yang bertanggung jawab dengan kaca
jendelanya.” Ucap Andy dengan agak emosional.
“Tadi itu aku takut, karena melihat Pak Wahyu keluar rumah sambil marah-marah.
” Jawab Rinto.
“Jadi solusinya bagaimana? Apa aku yang harus minta maaf padahal bukan aku
yang memecahkan kaca jendela itu.” Ungkap Andy kebingungan.
“Terserah kamu saja, itu, kan, bolamu. Kamu saja yang ambil. Aku tidak mau bertemu
Pak Wahyu. Aku takut.” Jawaban Rinto membuat Andy semakin kesal padamya yang
tak mau bertanggung jawab. Sejak saat itu pertemanan keduanya menjadi renggang.
Andy yang kecewa mulai menjahui Rinto.
Di kelas, dalam pelajaran PKN, Bu Guru secara kebetulan menjelaskan tentang
pentingnya rasa bertanggungjawab. Bahwa segala sesuatu perbuatan yang
kita lakukan haruslah dipertanggungjawabkan agar tidak merugikan orang lain.
93

